BERTEMU dengan bulan Ramadhan adalah anugerah luar biasa. Hal ini karena keutamaan di dalamnya sungguh tak terhingga. Pantas, jika dalam sebulan Ramadhan, ada 1 malam yang memiliki keistimewaan setara dengan 1000 bulan. Selain itu, Ramadhan akan membantu setiap Muslim lebih mudah dalam menggapai taqwa.
Oleh karena itu, sekalipun bahasan keutamaan Ramadhan tidak akan habis dikupas, pemahaman kita tentang apa yang inti di dalam Ramadhan tidak bisa diabaikan. Apa yang inti, telah Allah tegaskan di dalam kitab suci-Nya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqon (pembeda antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Dalam tafsirnya, Ibn Katsir menjelaskan bahwa ayat tersebut menunjukkan keutamaan Ramadhan yang dipilih oleh Allah sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an.
Sedangkan, pada lanjutannya, “Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqon,” bermakna pujian bagi Al-Qur’an yang diturunkan sebagai petunjuk bagi hati para hamba-Nya yang beriman, membenarkan dan mengikutinya.
Dengan kata lain, siapa membaca, mengkaji, memahami, menggali, mendalami dan memperhatikan Al-Qur’an akan Allah berikan petunjuk dan furqon (kemampuan membedakan, membenarkan dan mengikuti yang hak dan menjauhi yang bathil).
Ibn Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Fawaidul Fawaid mengutip ayat Al-Qur’an;
يِا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إَن تَتَّقُواْ اللّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَاناً وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu furqon.” (QS: Al-Anfal [8]: 29).
“Di antara makna kata furqon di dalam ayat itu adalah cahaya yang diberikan kepada manusia, sehingga mereka bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Atau, bisa berarti pertolongan dan kemenangan yang mereka peroleh dalam menegakkan yang haq dan menghancurkan yang bathil. Jadi, kata furqon di dalam ayat itu bisa ditafsirkan dengan kedua makna tersebut,” demikian papar Ibn Qayyim lebih lanjut.
Dengan demikian, alat ukur yang paling dibutuhkan untuk mengetahui apakah puasa Ramadhan benar-benar berhasil, bisa dilihat dari kuat tidaknya furqon di dalam diri kita. Jika Ramadhan menjadikan kita semakin antusias dalam kebenaran dan menjauhi kebathilan, maka furqon itu telah ada di dalam hati kita.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dengan kata lain furqon adalah bukti ketaqwaan seorang Muslim. Dan, ketika disandarkan pada ayat yang dikupas oleh Ibn Qayyim Al-Jauziyah, furqon adalah buah dari ketaqwaan.
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu furqon.” (QS. Al-anfaal [8]: 29).
Betapa pentingnya furqon ini sampai-sampai ada doa khusus untuk mendapatkannya, “Ya Allah! Perlihatkan kepadaku yang benar itu benar dan berilah aku kemampuan supaya aku dapat mengikutinya. Ya Allah! Tunjukkan kepadaku yang bathil itu bathil dan berilah kekuatan bagiku menjauhinya”.*