AHMAD BIN ABI AL HAWARI yang merupakan ulama ahli ibadah waktu itu dikhitbhah oleh seorang wanita yang bernama Rabi’ah. Ahmad pun tidak berminat dengan khitbah Rabi’ah,”Demi Allah, aku tidak memiliki minat terhadap wanita karena kesibukanku terhadap kondisi diriku sendiri.”
Rabi’ah pun menjawab,”Demi Allah, aku lebih sibuk terhadap diriku sendiri dibanding dirimu. Dan aku sendiri tidak memiliki syahwat terhadap laki-laki. Hanya saja aku memiliki harta banyak peninggalan dari suamiku dan aku ingin membelanjakannya untuk saudaraku ahli ibadah, dan aku mengetahui bahwa engkau orang shalih, hal itu aku lakukan agar menjadi jalanku menuju Allah.”
Ahmad pun meminta waktu untuk meminta izin kepada guru beliau, dan sang guru menjawab,”Nikahilah ia, sesungguhnya ia adalah wali Allah, perkataannya adalah perkataan para siddiqin.”
Akhirnya Ahmad menikahi Rabi’ah, tidak hanya menikahinya tapi Ahmad juga menikah dengan 3 wanita lainnya. Sedangkan Rabi’ah memberikan makanan-makanan yang lezat dan memperlakukan Ahmad dengan baik, dan mengatakan,”Pergilah dengan aktivitas dan tenagamu kepada para istrimu.” (Thabaqat Al Auliya, hal.26)