Suatu saat Al Qa’nabi, murid Imam Malik datang berkunjung kepada sang guru di Madinah. Sang murid menyaksikan Imam Malik menangis sedangkan air matanya mengelir di wajahnya. Al Qa’nabi pun bertanya kepada sang guru mengenai penyebabnya.
“Siapa yang lebih berhak untuk menangis daripada diriku, aku tidak berkata sepatah kata pun kecuali ia dicatat oleh pena-pena dan dibawa ke negeri-negeri”. Kata Imam Malik sambil berurai air mata. (Tartib Al Madarik, 1/74)