Hidayatullah.com | DIKISAHKAN bahwasanya Hasan al-Bashri, Malik bin Dinar dan Tsabit al-Banani pernah berkunjung kepada Rabiatul Al-Adawiyyah, kemudian Rabiah al-Adawiyyyah mengizinkan mereka masuk untuk bersilaturahim. Beliau menjulurkan tabir (penutup), lalu di balik tabir Hasan al-Basrhi berkata: “Wahai Rabi’ah, pilihlah salah satu dari kami untuk dijadikan suami, sebab menikah adalah sunah Nabi ﷺ”.
Rabiah menjawab: “Benar, akan tetapi siapakah diantara kalian yang paling luas ilmunya, maka saya akan menyerahkan diri kepadanya. Sebagian orang menjawab, Hasan al-Bashilah yang akan menjawab.
Rabiah berkata,” Apabila engkau dapat menjawab di dalam empat pertanyaan yang akan aku ajukan, maka diriku akan menjadi milikmu.”
Hasan al-Bashri menjawab, “Bertanyalah sekiranya Allah berkenan membimbingku, niscaya akan aku menjawab pertanyaanmu.”
Rabi’ah berkata, ”Bagaimana memurut pendapatmu apabila saya mati meninggal dunia, apakah saya akan meninggal dalam keadaan membawa iman atau tidak?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Itu adalah hal ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah.”
Rabi’ah bertanya, “Bagaimana penndapatmu, apabila tubuhku sudah ditempatkan di alam kubur, lalu Malaikat Mungkar dan Nakir bertanya kepadaku!, apakah saya akan mampu menjawabnya?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Itu adalah hal ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah.”
Rabi’ah bertanya lagi, “Ketika umat manusia dikumpulkan saat Hari kiamat dan kitab-kitab dibagikan, akankan kitab amalku diserahkan melalui sisi kanan ku atau kiriku?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Itu juga perkata ghaib.”
Rabiah bertanya, “Manakala umat manusia sudah dipanggil golongan yang dikumpulkan, ada kelompok ahli surga dan neraka, maka diri saya akan berada di kelompok yang mana?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Itu juga perkara ghaib.”
Rabi’ah berkata, “Apabila seorang yang masih risau dengan empat masalah itu bagaimana aku akan berfikir hendak menikah?”
Selanjutnya Robiah berkata lagi, “Wahai Hasan, jelaskan kepadaku ke dalam berapakah Allah menciptakan akal?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Sepuluh bagian, sembilan bagian untuk laki-laki dan satu bagian untuk perempuan.”
Robiah bertanya, “Wahai Hasan, ke dalam berapa bagiankah Allah menciptakan hawa nafsu syahwat?”
Hasan al-Bashri menjawab, “Sepuluh bagian juga, sembilan bagian untuk perempuan dan satu bagian untuk laki-laki.”
Robi’ah menjawab, “Wahai Hasan, saya masih mampu untuk menahan sembilan hawa nafsu syahwat dengan hanya satu bagian akal, akan tetapi apakah engkau mampu menahan satu bagian syahwat dengan sembilan bagian akal?”
Maka Hasan al-Bashri menangis dan keluar rumahnya.* (Ustman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir, Durratun an-Nashihin Fi al-Wa’d wa al-Irsyad, dikutip dari buku Lembaran Mutiara Hikmah)