IMAM AL BUHLUL BIN RASYID AL QAIRAWANI merupakan salah satu ulama besar yang menjadi rujukan madzhab Malikiyah yang juga terkenal dengan sifat zuhud dan wara’nya.
Dahyun bin Rasyid salah satu sahabat beliau mengkisahkan, bahwa waktu beliau berada di Madinah ada seorang laki-laki yang mencari orang dari Afrika penduduk Qairawan. Akhirnya beliau menemui laki-laki itu. Ternyata laki-laki tersebut menitipkan sebuah buku untuk diserahkan kepada Imam Al Buhlul yang juga merupakan penduduk Qairawan.
Sesampainya di Qairawan Dahyun bin Rasyid menyerakan buku itu kepada Imam Al Buhlul, kemudian beliau pun membukannya. Dalam buku ada pesan yang ditulis oleh seorang wanita dari Samarkand (Asia Tengah),”Saya adalah perempuan yang ahli maksiyat, kemudian saya bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan saya bertanya mengenai ahli ibadah di muka bumi ini, saya memperoleh 4 nama, salah satunya adalah Buhlul di Afrika. Demi Allah, saya meminta kepada Anda wahai Buhlul untuk berdoa agar Allah melanggengkan apa yang telah dianugerahkan kepada saya.”
Buku itupun terjatuh dari tangan Al Buhlul, dan beliau menangis. Beliau masih terus menangis hingga buku itu basah dengan airmatanya.
Saat itu Dahyun menyampaikan,”Wahai Buhlul, Anda dikenal sampai Samarkand”. Imam Buhlul menjawab,”Kecelakaan bagimu jika Allah tidak menutupi dosamu di hari kiamat!”. (lihat, Tartib Al Madarik, 3/89)
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Imam Al Buhlul tidak bangga dengan popularitasnya sebaliknya beliau amat takut dengan hal itu, karena hal itu menyebabkan hati terkecoh, hingga bisa sampai memberi penilaian terhadap diri sendiri bahwa dirinya adalah ahli ibadah yang memiliki kedudukan di hadapan Allah. Sebab itu beliau sampai menangis tatkala mengetahui bahwa orang lain menilai beliau sebagai ahli ibadah.