ANCAMAN setan terhadap keikhlasan orang-orang beriman hingga hari pembalasan, dimulai sejak masa Adam a.s. la mendekati Adam a.s. dengan strategi yang licik dan menipu, serta mencoba membuatnya melihat kebaikan sebagai kejelekan dan kejelekan terlihat baik. Sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an, setan berhasil membujuk Adam a.s. dan pasangannya untuk tidak mengindahkan larangan Allah. Setan berhasil membuat mereka dikeluarkan dari surga. Peristiwa ini dijelaskan di dalam ayat-ayat al-Qur’an sebagai berikut:
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (al-Baqarah: 35)
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi, dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaahaa: 120)
“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga). Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (al-A’raaf: 20-22)
Setan tidak secara terang-terangan mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk menentang perintah Allah. Bila dilakukan terang-terangan, tak ada satu pun mukmin yang mengikutinya. Jadi, ia merencanakan alasan lain yang lebih persuasif. Setan mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi malaikat dan hidup abadi jika mereka memakan buah pohon terlarang itu. Agar kebohongannya lebih meyakinkan, ia bahkan berani bersumpah atas nama Allah. Al-Qur’an memperingatkan para mukmin sejati agar melawan kelicikan yang dilakukan oleh setan ini.
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (al-A’raaf: 27)
Mereka yang dibimbing oleh al-Qur’an benar-benar dipersiapkan untuk melawan masalah-masalah yang tidak berdasar, keinginan yang semu, dan muslihat setan yang menipu. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat, “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (an-Nisaa’: 76).* [Tulisan berikutnya]
Dipetik dari tulisan Harun Yahya dalam bukunya Keikhlasan dalam Paparan Al-Qur’an.