Wajib seorang Mukmin mengutamakan berbakti dan melayani orang tua kita, sebelum orang lain. Inilah khutbah Jumat dan kisah pemuda gua
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | KISAH tiga pemuda gua ini mengandung anjuran untuk memanjatkan doa khusunya ketika ditimpa kesulitan sembari menjadikan amal saleh yang pernah dikerjakan. Di bawah ini naskah khutbah Jumt
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Hadirin Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah SWT
Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ berkisah tentang tiga pemuda yang terjebak di sebuah gua. Peristiwa ini terjadi sebelum masa Islam. Kisah ini bermula saat turun hujan yang memaksa mereka berteduh di sebuah gua.
Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup mulut gua. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menggeser batu itu tapi gagal. Mereka benar-benar terjebak tanpa bisa berbuat apa-apa.
Salah seorang di antara mereka memberi saran bagaimana jika masing-masing menyebutkan amal yang paling baik yang pernah dilakukan, lalu berdoa lewat perantara amal itu.
Sejurus kemudian, salah seorang menyebutkan amal kebaikan yang pernah ia kerjakan di mana ia, istri, dan anak-anaknya menahan diri untuk meminum susu, sebelum ayah dan ibunya minum terlebih dahulu.
Orang tua itu sendiri dalam keadaan tidur sampai terbitnya fajar. Sepanjang malam itulah, si pemuda tidak minum setetes pun, sembari ia dan keluarganya menahan lapar sampai keesokan hari. “Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kami alami dari batu besar yang menutup ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, tetapi mereka belum bisa keluar.
Hadirin Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah SWT
Lalu, orang kedua menceritakan amalnya. Ia pernah jatuh cinta pada anak pamannya. Ia ajak si gadis untuk berbuat tak senonoh. Namun, ia tidak menggubris.
Suatu hari, perempuan ini tengah mengalami kesulitan ekonomi dan minta bantuan kepada si pemuda. Si pemuda menyanggupi dengan memberikan uang 120 Dinar. Dia memberi syarat yaitu ia harus mau diajak berhubungan badan. Dia pun terpaksa menurutinya.
Ketika keduanya sudah saling berhadapan, tiba-tiba si perempuan berkata, “Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah. Janganlah engkau membuka cincin (menggauli) kecuali telah menjadi hakmu (menikah).”
Ucapan perempuan ini sontak menggugah kesadarannya. Seketika ia bangkit dan meninggalkannya serta memberikan begitu saja uang 120 Dinar yang sudah ia kumpulkan.
“Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kami hadapi.” Batu besar itu kemudian bergeser lagi, namun mereka masih belum bisa keluar darinya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Orang yang ketiga menceritakan pengalamannya sebagai seorang tuan majikan. Suatu hari ia memberikan gaji kepada masing-masing pegawainya, kecuali satu pegawai yang entah kenapa, ia pergi tanpa pamit.
Gaji yang menjadi haknya, dijadikan modal usaha. Usahanya berkembang pesat. Suatu ketika, si pegawai datang kembali. Dia meminta upah yang menjadi haknya.
Ternyata upah yang sudah dibuat modal itu berkembang berupa unta, sapi, kambing, dan hamba sahaya.
Semuanya diberikan kepada di pegawai tanpa tersisa sedikit pun. “Ya Allah, jika aku mengerjakan hal demikian dengan niat mengharapkan rida-Mu, maka lapangkanlah kami dari kesukaran yang sedang kami hadapi.” Batu besar itu pun lalu bergeser sampai akhirnya mereka bisa keluar dalam keadaan selamat dari gua tersebut.
Apa pesan penting dari kisah di atas? Pelajaran dan hikmah apa yang bisa kita petik? Tentu ada banyak sekali pesan moral di dalamnya.
Pertama, kisah ini mengandung anjuran untuk memanjatkan doa khusunya ketika ditimpa kesulitan sembari menjadikan amal saleh yang pernah dikerjakan sebagai perantaranya kepada Allah SWT. Firman Allah SWT :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, serta berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah : 35)
Kedua, kisah ini mengandung dorongan kepada kita untuk berbakti dan melayani orang tua kita. Kita wajib mengutamakan mereka berdua sebelum kita berbuat baik kepada orang lain, meski itu adalah istri dan anak-anak kita sendiri.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. al-Israa’: 23)
Ketiga, kisah ini memberikan anjuran kepada kita untuk selalu menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan. Kita jauhi segala bentuk kemunkaran meski kita sebenarnya dalam keadaan mampu untuk melakukannya.
Kita tinggalkan semua yang dilarang dalam agama dengan niat semata-mata mengharapkan rida Allah SWT.
اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبَاۤىِٕرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisaa’ : 31)
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat Hafidzakumullah
Keempat, kisah ini mengandung pelajaran untuk menepati janji dan menjaga amanah, khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara sesamanya manusia. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya :
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. An-Nisaa’ : 58)
Kelima, kisah ini memberikan pelajaran bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya yang menghadapkan diri dengan tulus dan ikhlas ketika ditimpa musibah, terlebih jika sebelumnya seseorang telah melakukan amal saleh. Rasulullahﷺ bersabda :
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi)
Keenam, kisah ini memuat hikmah bahwa Allah SWT tidak akan pernah menyia-nyiakan perbuatan baik yang telah dilakukan oleh seorang hamba. Firman Allah :
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ نِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۖ
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-‘Ankabut : 58)
Tentu, masih banyak pesan moral dan pelajaran lain yang bisa diambil dari kisah tersebut. Tapi, Insya Allah enam pelajaran ini bisa menjadi permulaan yang cukup untuk melakukan kebajikan di mana saja kita berada.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang