Ibadah haji adalah ibadah yang sarat pengorbanan dan semua pengorbanan ini dicatat Allah SWT, demikian materi khutbah jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah pada tahun ini pemerintah Kerajaan Arab Saudi kembali membuka kesempatan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah haji. Meski jauh berkurang seperti sebelum tahun 2020, setidaknya ada sekitar 100.051 kaum muslimin Tanah Air yang bisa berangkat ke Tanah Suci, menyempurnakan rukun Islamnya. Keberangkatan saudara kita tersebut patut kita syukuri.
Ibadah haji adalah puncak dari segala rentetan ibadah dalam Islam. Di dalamnya berkumpul beragam ibadah. Perpaduan di dalam pelaksanaan haji terdiri dari:
Pertama, ibadah jasadiyah atau ibadah fisik. Tidak bisa dipungkiri bahwa melaksanakan haji membutuhkan tenaga dan kesehatan yang prima.
Orang yang tengah sakit sangat tidak dianjurkan untuk memaksakan diri tetap berangkat. Sebab, sekali lagi, haji sangat mengandalkan kekuatan jasmani.
Oleh karena itu, sepanjang prosesnya bahkan jauh-jauh hari sebelumnya, setiap calon jemaah harus betul-betul menjaga kesehatan agar dapat melaksanakan haji tanpa ada halangan berarti.
Kedua, haji mengandung nuansa ibadah ruhaniyah. Haji mengasah kesalehan spiritual, mengosongkan jiwa dari kotoran dan penyakit hati, sehingga saat tiba di Tanah Suci kita benar-benar siap seratus persen menghamba kepada Allahﷻ.
Melalui ibadah ruhaniyah dalam haji, kita bisa mendapatkan bekal berupa sikap ikhlas dalam beramal, sabar dalam melaksanakannya, dan berserah diri secara total terhadap segala ketentuan dan kenyataan yang terjadi.
Imam Ghazali bercerita. Ada seorang jemaah haji bernama Ali bin Muwaffaq yang menunaikan haji sunah. Di malam Arafah ia tidur dan bermimpi berjumpa dua sosok yang tampaknya malaikat turun dari langit.
Kedua orang tadi mengenakan pakaian berwarna hijau. Salah seorang dari mereka berkata, “Wahai hamba Allah, tahukah kamu berapa jemaah haji tahun ini? Ada enam ratus ribu orang. Tapi dari semua mereka hanya enam orang yang diterima hajinya.”
Setelah berkata demikian, keduanya naik ke langit dan menghilang. Ali terbangun dari tidurnya. Ia sangat sedih, lemas dan cemas. Dalam hati ia berkata, “Jika yang diterima hanya enam orang, lalu bagaimana nasibku?” Malam berikutnya setelah dari Arafah ke Masy’aril Haram, ia tertidur karena kelelahan.
Lagi-lagi Ali bermimpi bertemu dengan sosok yang sama. “Tahukah kamu, apa yang telah Allah putuskan malam ini? Allah menerima semua ibadah jemaah haji berkat enam orang itu. Setiap orang memberikan syafaat kepada seratus ribu orang.” Ali bin Muwaffaq terbangun dengan perasaan bahagia.
Dari kisah itu kita dapat ambil pelajaran tentang ibadah ruhaniyah dalam bentuk meninggalkan prasangka buruk kepada seorang muslim pun. Sebab bisa jadi dia memiliki kedudukan tinggi di sisi Allahﷻ yang berkat dia Allahﷻ menahan amarah-Nya
Jemaah Shalat Jumat
Ketiga, ibadah haji mengandung ibadah maliyah atau harta. Bagaimana pun untuk berangkat haji membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Banyak dari saudara kita yang menjual hewan ternak, tanah sawah, atau kendaraannya, demi bisa berhaji. Calon jemaah haji mengorbankan harta yang menjadi simbol dari pembebasan jiwa manusia dari sifat kikir dan serakah serta hawa nafsu yang mementingkan diri sendiri. Allahﷻ berfirman :
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran : 92)
Keempat, ibadah aqliyah. Haji menggugah kesadaran intelektual pada diri setiap jemaah agar memiliki wawasan yang luas.
Momentum haji adalah momentum perjumpaan dengan saudara-saudara kita dari berbagai negara, yang bisa menjadi sarana saling bertukar ilmu dan pengetahuan. Setiap jemaah haji harus pandai memanfaatkan kesempatan yang mungkin datang hanya sekali seumur hidup ini, dengan mendatangi majelis-majelis ilmu yang sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Jika sebelum haji wawasan berpikir hanya sebatas di tingkat kampung halaman, maka dengan melaksanakan haji diharapakan meningkat. Dari wawasan kampung halaman meningkat ke tingkat nasional, dari wawasan berskala nasional naik menjadi ke skala internasional.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allahﷻ
Kelima, ibadah haji adalah ibadah yang sarat pengorbanan. Bagaimana tidak, di dalamnya ada pengorbanan dalam bentuk harta, perpisahan dengan orang-orang terkasih di rumah, hingga ada yang wafat pada saat haji.
Semua pengorbanan itu diabdikan di jalan Allahﷻ. Namun, pengorbanan ini tidak berlalu sia-sia. Nilai setiap pengorbanan sangat besar di sisi Allahﷻ. Allahﷻ Maha Membalas setiap pengorbanan yang kita lakukan bahkan lebih besar dari apa yang sudah kita kerjakan. Allahﷻ berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)
Demikianlah khutbah Jumat di waktu yang singkat ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ibadah haji yang mengandung lima ibadah di dalamnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penulis pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang dan pengurus DPC Rabithah Alawiyah Kota Malang. Artikel dimuat di www.hidayatullah.com