PARA salafus saleh mengingkari orang-orang yang membuang-buang waktu dan memacu mereka untuk memanfaatkan umur mereka. Di antaranya adalah Syuraih Al-Qadli rahimahullah yang melewati sekelompok orang yang bermain-main, berbuat iseng, dan berbicara tanpa manfaat.
Dia bertanya kepada mereka, “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, “Kami sedang menikmati waktu luang.” (Yakni, kami memiliki waktu luang, maka kami menggunakannya untuk ngobrol dan bermain-main). Dia berkata, “Apakah orang yang mempunyai waktu luang diperintahkan begini?” (Yakni, apakah diperintahkan untuk main-main dan ngobrol?) Kemudian dia membaca firman Allah, “Apabila Anda telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya Anda berharap.” (Alam Nasyrah: 7-8).
Arti dari kedua ayat ini: Apabila Anda memiliki waktu luang, maka bersungguh-sungguh dan berpayah-payahlah dalam ketaatan kepada Tuhanmu serta ikhlaskanlah amalmu hanya untuk-Nya. Alangkah mulianya pemahaman terhadap Kalamullah seperti ini. Begitulah Al-Qur’an, selalu mengiringi kita dalam segala segi kehidupan kita.
Abu Ja’far As-Samak mendatangi As-Sari As-Saqti rahimahullah. Dia melihat beberapa orang pemalas dan penganggur sedang berbincang-bincang dalam perkara yang tidak berguna bersama As-Sari. Abu Ja’far menolak duduk dan berkata, “Hai Sari, engkau telah menjadikan dirimu sebagai tumpangan bagi para pemalas.” Dia lalu pulang tanpa duduk dan membenci keberadaan mereka di sisi As-Sari.”
Begitulah orang-orang saleh sebelum kita. Kalau sekarang, orang yang menjaga waktunya menjadi sesuatu yang langka.
Ingatlah Perdana Menteri Ibnu Hubairah ketika dia menggambarkan keadaan kita dan sikap kita yang meremehkan waktu dengan ucapannya,
“Waktu adalah barang termahal yang harus engkau jaga dengan penuh perhatian
Dan saya melihat bahwa ia adalah barang termudah yang lenyap darimu.”
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Dunia hanyalah tiga hari; Kemarin yang telah berlalu; esok yang bisa jadi engkau tidak mendapatkannya; dan hari ini, yang inilah bagianmu. Maka berkaryalah.”
As-Sari bin Al-Mughallas rahimahullah berkata, “Apabila Anda bersedih karena hartamu yang berkurang maka menangislah lantaran umurmu pun berkurang.” Alangkah indahnya, apabila kita menjaga waktu kita seperti halnya kita menjaga harta kekayaan kita. */Abul Qa’qa’ Muhammad bin Shalih, dari bukunya 125 Kiat Salaf Menjaga Waktu Produktif.