KEGAGALAN umat Islam dalam mewujudkan cita-citanya lebih karena faktor di atas. Demikian pula keberhasilan musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashrani, mereka menang bukan karena kehebatan dan kekuatan yang dimilikinya, melainkan adanya sebagian umat IsIam yang bergabung bersama mereka.
Ada banyak fenomena yang dapat kita ambil sebagai contoh. Pembunuhan terhadap Presiden Pakistan yang pro Mujahidin; Muhammad Ziaul Haq, pembunuhan terhadap mujahid terbesar abad 20; Syaikh Abdullah Azzam, pembunuhan terhadap Jenderal Khattab (Chechnya), semua terjadi akibat adanya umat Islam yang berkhianat.
Mereka bekerja dengan musuh-musuh Islam dengan imbalan dunia. Kekalahan umat Islam di Palestina juga tidak bisa terlepas dari banyaknya kaum muslimin yang berkhianat. Mereka bekerja sama dengan Amerika dan Israel dengan berbagai cara. Bangsa Arab (pemerintahnya) tertuduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena membiarkan Amerika mengusai sumber minyak dan barang tambangnya.
Negara-negara Arab juga memberikan dukungan cukup besar bagi kesuksesan Amerika dalam melancarkan aksi terornya di Iraq, Afghanistan, dan Palestina. Sebagian mereka ada yang memberikan dukungan materi dalam bentuk penyediaan tempat untuk pangkalan militer, ada yang memberikan dukungan moril dalam bentuk pernyataan dan fatwa-fatwa yang menghalalkan menyerang mujahidin.
‘Suksesnya’ Amerika dalam menguasai Afghanistan tidak bisa dilepaskan dari pengkhianatan yang dilakukan oleh kelompok Aliansi utara. Terbunuhnya lebih dari 600 Taliban pada peristiwa Qala-i Jangi juga karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Presiden Pakistan Perves Musharraf.
Peristiwa bergabungnya sebagian umat Islam bersama musuh-musuhnya ini secara tegas dinubuwatkan dalam riwayat lain. Dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda:
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kiamat tidak terjadi sehingga suku-suku dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan hingga mereka menyembah berhala. Di tengah umatku kelak akan ada tiga puluh pendusta, masing-masing mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi). Wallahu a’lam bish shawab.*/Abu Fatiah Al-Adnani, dari bukunya Kita Berada di Akhir Zaman.