Oleh: Muhaimin Iqbal
AYAT-ayat Allah itu ada dua bentuk yaitu qauliyah dan kauniyah, qauliyah adalah yang tertulis di kitabNya – Al-Qur’anul Karim – yang menjadi bacaan sehari-hari kaum muslimin di seluruh dunia apalagi di bulan Ramadhan seperti ini. Ayat kauniyah adalah tanda-tanda kekuasaanNya yang dibentangkan di seluruh bumi dalam setiap benda dan peristiwa, hanya dengan menguasai keduanya umat ini dijanjikan menjadi umat yang unggul (QS 3:138-139).
Tentang ayat kauniyah ini, Allah berfirman : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS 41:53).
Tentang ayat qauliyah kita sudah sangat biasa, membaca atau menghafal/muraja’ah sampai satu juz bahkan lebih setiap hari di bulan Ramadhan seperti ini – apalagi di waktu-waktu i’tikaf ketika 10 hari terakhir kita cuti dari pekerjaan dan khusus diam di masjid membaca dan mentadaburi ayat-ayatNya.
Baca: Value vs Values
Tetapi bagaimana dengan ayat-ayat kauniyahNya, dapatkah di bulan Ramadhan ini kita menyaksikan tanda-tanda kekuasaanNya yang dijanjikan di ayat tersebut di atas? Yang dengan itu menggerakkan kita untuk beramal dan menjadi umat yang unggul sebagaimana janjinya di rangkaian ayat berikut?
هَـٰذَا بَيَانٌ۬ لِّلنَّاسِ وَهُدً۬ى وَمَوۡعِظَةٌ۬ لِّلۡمُتَّقِينَ (١٣٨) وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٣٩)
“Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas bagi semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan bersedih hati, karena kamu yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman.” (QS: al Imran [3]:138-139).
Jadi rangkaan ayat-ayat ini jelas, kita hanya menjadi yang paling unggul bila kita menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pelajaran. Maka ketika kita mempelajari ayat-ayat kauniyahNya, segala benda dan peristiwa yang ada dibentangkannya di muka bumi ini-pun juga harus dengan mengikuti petunjukNya.
Nah bagaimana kalau satu atau beberapa ayat qauliyahnya yang kita baca, hafalkan dan tadaburi – dari 6,000-an lebih ayat di Al-Qur’an yang kita khatamkan– kita jadikan gacoan Ramadhan kita tahun ini sebagai bentuk exercise – memahami yang kauni berdasar petunjuk yang qauli? maka insyaAllah hal-hal besar akan terjadi.
Baca: Menuju Perfect Equality
Sebagai contoh, ayat-ayat qauliyah yang akan kita jadikan exercises kita di I’tikaf kami bersama para pembaca situs ini dan juga keluarga besar Kuttab Al-Fatih di Hambalang – Sentul, adalah ayat-ayat tentang energi, maka tema I’tikaf kami tahun ini adalah Energi Al-Qur’an.
Ayat-ayat qauliyahnya antara lain ada di Surat Yaasiin ayat 80 tentang api atau energi dari pohon yang hijau, surat Al-Waqi’ah ayat 71-73 tentang api dari pohon secara umum, dan surat An-Naba 13-15 tentang proses turunnya sinar matahari, hujan dan tumbuhnya biji-bijian dan aneka tanaman. Dapatkah kita mengkaitkan yang qauli ini dengan yang kauni di sekitar kita?
Perhatikan ilustrasi berikut tentang proses turunnya sinar matahari dan air hujan sampai menjadi energi dalam arti yang luas. Energi dari matahari yang kemudian menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh kita – kita sebut makanan (food), dari tanaman yang sama ketika menjadi fossil dalam puluhan ribu tahun menghasilkan energi juga yang kita sebut bahan bakar (fuel) dari fosil.
Selama beberapa dasawarsa ini manusia sadar bahwa energi fosil yang dikeruk selama seabad terakhir, kini mendekati ujungnya. Maka dicari energi baru, dari tanaman yang tidak perlu menunggu puluhan ribu tahun – langsung diproses menjadi energi, manusia bisa menghasilkan energi baru yang disebut bioethanol, biodiesel dlsb.* (BERSAMBUNG)