Hidayatullah.com—Anggota Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Istanbul, Turki mengecam keterlibatan Iran atas dukungannya pada aksi terorisme.
Dalam pernyataan bersama hari Jumat (15/4/2016), 50 pemimpin negara Islam itu menuduh Iran mendukung terorisme dan mengintervensi urusan dalam negeri di kawasan Timur Tengah.
Tuduhan itu disampaikan tepat di depan mata Presiden Iran Hassan Rouhani yang turut hadir dalam KTT.
Teheran juga dituding melakukan campur tangan berlebihan dalam urusan internal negara-negara di kawasan, termasuk di Suriah dan Yaman.
“Konferensi ini menyesalkan campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan dan anggota lainnya termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, dan Somalia serta dukungan Iran terhadap terorisme,” demikian bunyi kominike OKI, dinukil Channel News Asia, Sabtu (16/4/2016).
KTT juga “mengecam Hizbullah yang melaksanakan kegiatan terorisme di Suriah, Bahrain, Kuwait, dan Yaman dan mendukung gerakan teroris dan kelompok-kelompok yang merusak keamanan dan stabilitas negara anggota OKI.”
Liga Arab menyatakan Iran telah bersekutu dengan kelompok teroris Hizbullah dan keterlibatannya dalam mendukung Damaskus dalam perang di Suriah.
Dalam ‘Deklarasi Istanbul’ yang dibacakan hari Jumat (15/04/2016) kemarin, oleh negara-negara anggota OKI menyatakan keprihatinan atas meningkatnya xenofobia, Islamofobia, rasisme anti-Muslim di negara-negara Barat.
Sebagaimana diketahhui, pemimpin 56 negara anggota OKI bertemu di Istanbul untuk KTT OKI ke-13 untuk membahas masalah yang dihadapi oleh umat Muslim di seluruh dunia.
KTT berharap bisa meningkatkan persatuan dan solidaritas antara negara-negara Muslim dalam memerangi terorisme.
Erdogan Ajak Negara-Negara Islam Ciptakan Ukhuwah Dalam Aksi Nyata
Inilah Pidato Raja Salman di KKT OKI yang Membuat Iran Protes
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengusulkan OKI membentuk Pusat Kerja Sama dan Koordinasi Polisi OKI (Islamic Interpol) dengan tujuan memberantas sejumlah kelompok teror, macam ISIS di Iraq dan Suriah, serta Boko Haram dan Al-Shabaab di Afrika.
“Akan sangat membantu untuk membangun struktur di antara anggota-anggota negara yang akan memperkuat dan menginstitusikan kerja sama melawan teror dan kejahatan lainnya,” sebut Erdogan.*