Hidayatullah.com– Buntut tulisannya yang menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwakartiko menyampaikan permintaan maaf.
Permintaan maaf itu disampaikan Budi saat mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan di Kalimantan Timur.
Hadir dalam pertemuan Budi dengan MUI itu antara lain Ketua MUI Balikpapan Habib Mahdar Abu Bakar Al Qadri, Sekretaris Umum MUI Balikpapan Muslih Umar, serta Wakil Bendahara MUI Balikpapan Mustain Hasan.
Budi diberikan kesempatan berbicara di depan pengurus MUI tersebut.
“Intinya dari sambutan beliau, pertama, silaturrahim. Kedua, permohonan maaf. Ketiga, penyesalan beliau (atas tulisannya tersebut),” ujar pengurus MUI Balikpapan Mustain kepada hidayatullah.com, Kamis (12/05/2022).
Pada pertemuan itu, jelas Mustain, Budi juga mengaku bahwa ia tak ada niat menyinggung SARA lewat tulisannya yang mengundang kecaman tersebut.
Budi, tambahnya, juga mengaku melakukan introspeksi diri. “(Budi mengaku) tidak akan melakukan perbuatan itu lagi,” tambahnya.
Sementara Ketua MUI Balikpapan Habib Mahdar turut menyesalkan apa yang dilakukan Budi lewat unggahannya menyinggung SARA. Sebagai Rektor ITK yang berpendidikan tinggi, seharusnya Budi dapat membuat pernyataan yang tak menyinggung SARA.
“Semua kita selesaikan dengan baik. Hati-hati dalam mengatakan sesuatu. Dia sudah minta maaf, kita sebagai umat Islam memaafkan. Dengan syarat jangan mengulangi hal-hal ini yang membuat kekisruhan dalam bermasyarakat dan bernegara,” ujar Habib Mahdar dikutip media setempat Kaltimkita.com kemarin.
Baca juga: Rektor ITK Sebut Mahasiswi Berhijab Manusia Gurun, Ismail Fahmi: Rasis dan Xenophobic
Pertemuan pada Rabu (11/05/2022) itu juga dihadiri ormas Islam dari NU Balikpapan dan Muhammadiyah. Budi diwartakan enggan diwawancarai pasca pertemuan tersebut.
Setelah menerima kunjungan Rektor ITK itu, MUI Balikpapan pun dikunjungi oleh kelompok Muslim Bersatu Balikpapan. Menurut Abdul Rais selaku Koordinator Muslim Bersatu Balikpapan, kedatangan mereka untuk mengajak MUI bersama-sama turun aksi pada 13 Mei mendatang.
Menurut Rais, pada dasarnya MUI mendukung kegiatan 13 Mei tersebut. Aksi itu untuk menyuarakan perang terhadap Islamofobia.
“MUI kami minta untuk mendelegasikan sebagai peserta atau orator di aksi nanti,” sebutnya.
Sebelumnya, Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko mengunggah tulisan yang memuat ujaran rasis tentang manusia gurun itu di Facebook. Unggahan tersebut merupakan pendapatnya saat mewawancarai kandidat penerima beasiswa LPDP.
Dalam unggahannya Budi Santosa mengaku mewawancarai 12 mahasiswi LPDP yang semuanya tidak mengenakan hijab ala “manusia gurun”.
“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak ada satupun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar2 openmind. Mereka mencari Tuhan ke negara2 maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang2nya pandai bercerita tanpa karya teknologi,” tulis Budi dalam unggahan yang saat ini sudah dihapus itu.* (SKR)