Hidayatullah.com–Seperti dilaporkan Arab News Arab, Senin (23/10/2017), Ratu Rania dari Yordania mengunjungi kamp pengungsian Rohingya di Ukhia dan Cox’s Bazar di Bangladesh pada hari Senin.
Sebagai anggota dewan Komite Penyelamatan Internasional (International Rescue Committee / IRC) dan sebagai penganjur dari badan amal kemanusiaan PBB, Ratu Rania melakukan perjalanan untuk menyoroti kebutuhan mendesak akan upaya bantuan yang lebih besar untuk membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat kekejaman dan penganiayaan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
“Yordania akan selalu berdiri di samping warga Rohingya,” kata ratu tersebut.
Baca: Ratu Yordania Kunjungi Kamp di Bangladesh, Disambut Pengungsi Rohingya
Kunjungannya berlangsung pada hari yang sama dengan berlangsungnya konferensi tingkat tinggi di Jenewa yang digelar PBB, Uni Eropa dan Kuwait yang menjajikan untuk membantu pengungsi Rohingya. Konferensi itu bertujuan untuk mengumpulkan $ 434 juta, meskipun juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Vanessa Huguenin, mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya hanya berhasil mencapai 26 persen dari target tersebut.
Ratu Rania menggambarkan kisah para pengungsi Rohingya sebagai “memilukan dan menyedihkan,” dan mendesak mereka yang berkumpul di Jenewa itu memberikan bantuan tanpa kekangan.
“Jelas bagi semua orang bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan respons kemanusiaan,” katanya. “Jadi, saya mendesak (mereka) yang berkumpul hari ini di Jenewa untuk merespons secara efektif, cepat dan bebas. Ini tidak dapat dimaafkan, krisis ini sedang berlangsung di panggung dunia hingga sebagian besar pesertanya acuh tak acuh.”
Baca: Ratu Rania Tolak Bukunya Diterjemahkan ke Hebrew
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ratu Rania melanjutkan, “Seseorang harus bertanya: Mengapa penderitaan yang dialami kelompok minoritas Muslim ini diabaikan? Mengapa penganiayaan sistematis ini telah dibolehkan untuk dilakukan begitu lama? Dunia tampaknya diam pada apa yang sekarang banyak dikenal sebagai pembersihan etnis Muslim Rohingya.”
“Saya mendesak PBB dan masyarakat internasional untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk menghentikan penderitaan dan kekejaman yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya. Bukan karena tugas kita untuk melakukannya, tapi karena itulah tuntutan keadilan.”*/Abd Mustofa