Hidayatullah.com–Pemerintah Afrika Selatan berniat memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai protes terhadap perlakuan Zionis terhadap rakyat Palestina, Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi negara itu Naledi Pandor mengumumkan kemarin.
Pantor menginformasikan pada anggota parlemen pemerintah mengenai resolusi itu dalam diskusi selama 10 jam di State of the Nation Address (SONA) Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
“Partai mayoritas telah setuju, bahwa pemerintah harus memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, mengingat tidak adanya inisiatif yang tulus oleh Israel untuk menjamin perdamaian yang abadi dan solusi dua negara yang layak, mencakup kebebasan penuh dan demokrasi bagi rakyat Palestina,” katanya dikutip laman middleeastmonitor.
Komentar tersebut disampaikan sebagai respon terhadap pemimpin oposisi Kenneth Meshoe, yang berpendapat bahwa otoritas provinsi dan nasional telah melakukan hal yang mengecewakan karena menolak bantuan dari perusahaan-perusahaan Israel untuk mengatasi krisis air yang sedang terjadi di negara itu.
Namun, usulan tersebut mendapat dukungan dan sambutan para anggota parlemen serta Pandor, yang diharapkan menunjuk wakil presiden dalam kabinet baru Ramaphosa, yang mendapat standing ovation ketika dia meninggalkan podium.
Keputusan pemerintah selanjutnya dikonfirmasi oleh akun Twitter resmi Parlemen Afrika Selatan.
Afrika Selatan telah menjadi pendukung setia perjuangan rakyat Palestina dan secara tetap menentang kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
Baca: Sidang UNHRC Afrika Selatan Sebut Israel Hanya Negara Apartaid
Bulan lalu, perwakilan Afrika Selatan di PBB mengatakan pada Dewan HAM PBB bahwa Israel merupakan “satu-satunya negara di dunia yang bisa digambarkan sebagai sebuah negara apartheid”, hanya beberapa hari setelah partai African National Congress (ANC) meminta kementrian pemerintah untuk memperkuat pembatasan visa negara itu dengan Israel.
Tahun lalu, pemerintah juga menurunkan Kedutaan Besar Afrika Selatan di Israel menjadi kantor penghubung, dan memperingatkan Tel Aviv karena mendaftarhitamkan para pendukung gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), yang termasuk juga tokoh-tokoh terkemuka Partai ANC.
Kampanye BDS Afrika Selatan telah menyaksikan dukungan yang signifikan dari publik negara tersebut, dengan banyak universitas dan gereja mendukung boikot ekonomi dan budaya organisasi atau event yang berhubungan dengan Israel.*/ Nashirul Haq AR