Hidayatullah.com– Mantan Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, Josep Borrell, menuduh bahwa tentara bayaran Amerika Serikat terlibat dalam pembunuhan 550 warga Palestina hanya dalam satu bulan di Gaza. Pernyataan ini disampaikan melalui unggahan di X (Twitter) pada Kamis (3/7/2025) lalu.
Dalam cuitannya, Borrell menulis: “Dalam 1 bulan, 550 warga Palestina yang kelaparan telah dibunuh oleh tentara bayaran AS saat mencoba mendapatkan makanan di titik-titik yang ditunjuk oleh yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation),” demikian tulisnya dikutip aa.com.tr.
Menurutnya, para tentara bayaran – diidentifikasi sebagai kelompok yang bekerja sama dengan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) – menembaki warga Gaza yang tengah mengantri untuk mendapatkan makanan.
Borrell menyebut kejadian ini sebagai “mengerikan”, dan mengeluhkan ketidakmauan Komisi dan Dewan Uni Eropa untuk mengambil tindakan atas insiden tersebut.
Apa Itu Gaza Humanitarian Foundation (GHF)?
GHF adalah sebuah lembaga bantuan yang dilaporkan didukung AS dan ‘Israel’, mulai beroperasi di Gaza sejak akhir Mei 2025.
Associated Press mencatat adanya video dan kesaksian dari tentara bayaran AS yang menunjukkan anggota GHF sengaja menembakkan senjata tajam, gas air mata, dan granat kejut ke tengah kerumunan warga yang menunggu distribusi bantuan.
“Warga Palestina di Gaza menghadapi dua pilihan mustahil: kelaparan atau berisiko ditembak saat mencoba mengambil makanan,” ujar salah satu anggota tentara bayaran yang berbicara kepada AP.
Video dan foto yang bocor ke AP menunjukkan aksi berulang tembakan diarahkan ke warga, serta penggunaan teknologi pengenal wajah untuk mendata warga yang mengantre bantuan, yang kemudian diserahkan ke militer penjajah ‘Israel’.
Josep Borrell, yang menjabat sebagai Kepala Kebijakan Luar Negeri UE hingga 2024, telah lama vokal mengkritik tindakan penjajah di Gaza. Ia menekan Uni Eropa untuk mengambil sikap tegas, bahkan menyerukan peninjauan kembali perjanjian asosiasi UE–Israel.
Dikatakan oleh Borrell, angka kematian warga Palestina akibat aksi genosida ini telah mencapai lebih dari 57.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak Oktober 2023.
Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah AS, lembaga kemanudian abal-abal buatan AS dan Israel GHF, atau otoritas ‘Israel’ mengenai tudingan Borrell maupun temuan AP tersebut.
Sumber-sumber dari PBB dan kelompok kemanusiaan sebelumnya telah mengutuk keras insiden tembakan pada pusat distribusi bantuan, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.*