Hidayatullah.com—Workshop bertajuk “Islam Liberal 101” yang diselenggarakan oleh #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) pada Sabtu-Ahad (07-08/11/2020) kemarin mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak. Hal ini terbukti dari peserta yang bukan hanya berasal dari berbagai kota di Indonesia, tapi juga dari mancanegara.
Nuriza Ashfirahani, Sekretaris ITJ Pusat, membenarkan bahwa pendaftar workshop kali ini memang di luar ekspektasi. “Total ada 101 orang peserta. Karena banyaknya peserta, kami terpaksa membatasi pendaftaran. Dengan waktu yang terbatas, kami tidak ingin terlalu banyak peserta, agar sesi tanya-jawab bisa melayani pertanyaan dari semua peserta,” ungkap aktivis Muslimah yang akrab dipanggil Riza ini.
Banyaknya pendaftar yang melebihi kuota tersebut tentu juga menyebabkan ITJ melakukan sebuah penyesuaian penting. “Karena masih banyak yang menyatakan berminat untuk mengikuti workshop, sedangkan pendaftaran telah ditutup, maka insya Allah kami akan mengadakan workshop untuk batch berikutnya di bulan Desember 2020,” ujar Riza lagi dalam rilis ITJ.
Workshop ini digelar sebagai bagian penting dari kaderisasi di ITJ. Menurut Gatot Prasetyo, isu-isu yang dibicarakan oleh ITJ telah mendapat perhatian luas dari seluruh kalangan masyarakat, namun itu semua belum cukup.
“Kajian-kajian ITJ sejauh ini telah membangkitkan kesadaran akan bahayanya pemikiran Islam liberal. Tapi menurut kami, kesadaran itu saja masih belum cukup. ITJ juga membutuhkan anggota-anggota baru yang siap untuk melakukan pergerakan menangkal pemikiran-pemikiran sesat itu di wilayahnya masing-masing. Untuk itulah kami menyelenggarakan workshop ini,” tutur Gatot.
Materi-materi yang disajikan di workshop, menurut Gatot, telah disusun secara khusus bukan hanya untuk membantu pesertanya mengenali bahaya pemikiran Islam liberal, tapi juga mengetahui cara melawannya.
“Untuk itulah kami mengundang Akmal Sjafril sebagai narasumber workshop ini. Bukunya, Islam Liberal 101, telah membantu banyak orang untuk memahami dengan mudah kelemahan-kelemahan Islam liberal. Karena itu, judul workshop ini diberi judul sama dengan buku tersebut,” tandas Gatot.
Menurut Akmal sendiri, memang ada hikmah tersembunyi bagi ITJ di balik pandemi yang kini menghantui dunia. “Sesuai janji Allah, bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Memang sekarang kita sulit berkumpul secara offline, namun akibatnya kajian online menjamur. Biasanya kita hanya mengadakan workshop di setiap kota dengan peserta yang sedikit. Karena workshop kali ini diselenggarakan secara online, maka peserta datang tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari Singapura, Korea, Jepang, Jerman, dan Maroko,” tandasnya.
Workshop adalah persyaratan bagi seseorang untuk menjadi anggota (troops) ITJ. Setelah mengikuti workshop, peserta akan diarahkan kepada chapter-chapter untuk mulai beraktivitas bersama ITJ di wilayahnya masing-masing.*