Hidayatullah.com–Menjelang Magrib di bulan suci Ramadhan, hiruk-pikuk kota metropolitan Kairo seperti disulap. Jalan-jalan yang biasanya dipadati dengan kendaraan roda empat dan beberapa kendaraan roda dua, seakan hilang begitu saja entah ke mana perginya. Jalan pun menjadi sepi. Sunyi. Tidak ada bunyi klakson yang menusuk gendang telinga.
Begitulah Mesir ketika menjelang buka puasa. Semua orang terfokus pada buka puasa. Baik di rumah masing-masing bersama sanak famili. Maupun di rumah makan atau tempat rekreasi. Sebagian lainnya ada juga yang tertuju ke tempat-tempat maidah ar-rahman, sajian gratis berbuka puasa untuk umum.
Salah satu tempat favorit yang biasa digunakan untuk berbuka puasa bersama keluarga adalah halaman Masjid Husein. Halamannya cukup luas. Di tengahnya dihiasi sebuah taman sederhana dengan sedikit pohon-pohon yang merindanginya. Orang-orang bisa menggelar tikar atau alas di trotoar samping taman ini.
Masjid Husein ini juga apit oleh pasar. Di sekelilingnya banyak orang yang berjualan. Macam-macam barang yang didagangkan. Dari makanan, pernak-pernik pakaian, mainan, kafe hingga buku. Di samping ini juga terdapat pasar cendramata Mesir yang terkenal dan biasanya jadi rujukan para turis untuk membeli oleh-oleh, yaitu Khan Khalili.
Entah kenapa banyak orang Mesir memilih halaman Masjid Husein ini untuk bersantai berbuka puasa. Setidaknya halaman masjid bersejarah ini menjadi penuh jika menjelang Magrib. Halaman ini biasanya dipadati oleh turis dan bus-bus pariwisata yang mempir ke Khan Khalili. Tapi di bulan Ramadhan dan menjelang Magrib, dipenuhi oleh amparan-amparan keluarga orang Mesir.
Jika ingin berlarut sampai shalat Isa, kita bisa sekaligus melaksanakan shalat tarawih di Masjid Husein. Masjid ini “menawarkan” alternatif shalat tarawih dari sekian banyaknya masjid di Mesir. Masjid ini salah satu masjid yang terkenal cepat melaksanakan shalat tarawih. Sementara masjid-masjid lainnya kebanyakan lama dalam shalat tarawih, karena setiap malamnya mengkhatamkan satu juz ayat al-Qur’an.
Contohnya, shalat tarawih di Masjid Husein tidak seperti shalat tarawih di Masjid Al-Azhar yang terletak berseberangan jalan. Masjid Husein memilih shalat tarawih dengan delapan raka’at, seperti kebanyakan masjid lainnya di Mesir. Sedangkan Masjid Al-Azhar memilih shalat tarawih dengan dua puluh raka’at. Selain hanya delapan raka’at, Masjid Husein ternyata juga tidak mengkhatamkan satu juz al-Qur’an ketika shalat tarawih, melainkan sang imam hanya membaca beberapa ayat saja. Sehingga shalat pun cepat selesai.
Beberapa tahun lalu, di halaman masjid ini juga biasanya diadakan acara seminar pemikiran Islam. Biasanya dilakukan seusai shalat tarawih. Seminar pemikiran ini biasanya diiringi dengan pameran buku kecil-kecilan.*