JIKA Anda tinggal di Jakarta, mungkin Anda tidak mengalami kesulitan menjalankan ibadah puasa. Namun bagaimana dengan saudara-saudara kita di Rusia? Tentu, situasi dan kondisinya sangat berbeda. Inilah yang dialami Kusen, warga negara Indonesia yang kini berada di Rusia.
“Kami puasa hampir 24 jam dalam cuaca 40 derajat celcius,” tandasnya kepada hidayatullah.com, Ahad (29/07/2012).
Ia mengatakan ibadah di Rusia memang begitu panjangnya. Mereka harus bertahan dalam durasi selama itu untuk membuktikan diri sebagai seorang mukmin. Terlebih, kini Rusia memasuki musim panas. Di sinilah faktor iman menjadi jawaban.
“Di Rusia kami Maghrib pukul 22.15 dan Subuh pukul 2.55. Kalau bukan karena iman, kami sudah menyerah,” tegasnya.
Kusen menceritakan pengalaman uniknya selama menjalankan ibadah puasa. Ia menyatakan banyak pelajar lainnya menyerah dalam suhu panas di Rusia. Namun, tidak baginya. Ia mengaku tidak pernah tertinggal untuk menjalankan ibadah puasa lengkap dengan shalat tarawih, meski jarak antara berbuka dan sahur sangat singkat.
“Jam 11 kami tarawih, jam 12 selesai, jam 2 kami puasa lagi,” beber pria asal Blora ini.
Kusen betul-betul menyanjung semangat muslim Rusia mengarungi ibadah di bulan suci Ramadhan. Meski harus berpuasa lebih lama dari negara lainnya, suasana berpuasa Muslim Rusia berjalan lancar. Mereka tidak mendapatkan halangan berarti karena iman betul-betul menjadi perisai seorang Muslim dalam memenuhi perintah Allah.
“Alhamdulillah tidak ada masalah. Muslim Rusia tidak mati meski harus menjalani puasa 20 jam,” ujarnya yang juga menjadi pengajar di STAI Publisistik Thawalib Jakarta ini.
Kusen datang ke Rusia pada tahun 2009. Kala itu, pengumuman mengabarkan dirinya diterima sebagai Mahasiswa Doktor pada Program Filsafat di Belgorad State University. Seperti diketahui, Belgorad adalah sebuah kota di Rusia dengan populasi muslim sebanyak 400 jiwa.
“Dari Moskow sekitar 11 jam, tapi ke Ukraina hanya 1 jam,” jelasnya yang meluruskan bahwa Beograd dan Belgorad adalah dua kota berbeda.
Alkohol di Rusia
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kusen sebelumnya tergelitik dengan pendapat salah seorang tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang mengatakan khamr (alkohol) bisa jadi halal di Rusia akibat cuaca yang begitu dingin.
Karena Kusen mengaku, saat itu ia tidak bisa membantah karena belum pernah pergi ke Rusia. Namun fakta berbeda ia dapati justru ketika menginjakkan kaki di negeri beruang merah tersebut.
“Muslim Rusia tidak ada yang minum khamr meski dalam cuaca ekstrim,” jelasnya.
Kusen sendiri bukan tidak mudah hidup dalam suhu cuaca yang sangat dingin. Ia mengatakan suhu di Rusia pernah mencapai titik ekstrim minus 30 derajat celcius.
“Saya cukup minum air putih dan teh hangat,” katanya.*