Hidayatullah.com– Kunjungan Imam Masjid asy-Syahid, Palestina Syeikh Muhammad al-Ghul ke Masjid ar-Riyadh, Gunung Tembak disambut hangat warga Pesantren Hidayatullah, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada kesempatan itu, santri dan warga Hidayatullah mengumpulkan dana untuk rakyat Palestina sebesar Rp 91 juta lebih.
“Dana infaq jihad tadi (terkumpul) Rp 91.341.000 dan 10 koin dirham. Semoga yang terlibat dalam infaq tadi mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wata’ala,” ujar Ketua Takmir Masjid ar-Riyadh Muhammad Arfan kepada para jamaah usai Shalat Zhuhur di masjid tersebut, Ahad (04/08/2013).
Pada pagi di tempat dan hari yang sama, dilakukan pelelangan dana infaq oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Ustadz Zainuddin Musaddad. Pelelangan ini menyusul penggalangan dukungan untuk Palestina oleh Syaikh al-Ghul.
Sebelum melelang, Zainuddin memotivasi para jamaah. Katanya, walaupun penghuni pesantren memiliki keterbatasan dana, berinfaq tetap harus jalan.
“Setidaknya kita tidak tergolong orang-orang yang bakhil,” pesannya.
Awalnya Ustadz Zainuddin melelang infaq sebesar Rp 1 juta. 26 orang jamaah Masjid ar-Riyadh mengacungkan jari, tanda kesiapan berinfaq. Lalu dilelang infaq sebesar Rp 500 ribu, disambut kesiapan 33 orang. Kemudian dilelang Rp 200 ribu, disanggupi 34 orang lebih.
Selain itu, banyak jamaah lainnya menyatakan kesiapan berinfaq di luar angka pelelangan. Terkumpullah nominal dana Rp 52.600.000.
“Semoga tanah Gunung Tembak dipenuhi berkah. Kami hajatkan ya Allah,” doa Zainuddin sebelum turun dari mimbar podium tempatnya melelang. Jamaah meng-aamiiin-kan.
Mengalir
Usai acara pelelangan yang disaksikan langsung Syaikh al-Ghul dan dua orang pendampingnya, panitia kecil dibentuk. Sekretaris YPPH Balikpapan Agis Mahruri dibantu empat orang lainnya duduk melingkar di bawah sebuah tiang masjid. Mereka bertugas mengumpulkan dana tunai yang telah disanggupi jamaah.
Seperti kebiasaan “lelang infaq” ala Hidayatullah Balikpapan selama ini, dana yang terkumpul melebihi jumlah awal. Sejak acara silaturrahim dengan Syeikh al-Ghul berakhir, warga dan santri pun berbondong-bondong berinfaq.
Selain yang mengacungkan jari sebelumnya, sebagian menyetorkan infaq secara diam-diam. Panitia hampir kewalahan melayani antusias warga Gunung Tembak. Mulai anak kecil, santri penghafal al-Qur’an, karyawan, para ustadz hingga orangtua yang sudah berumur, menunjukkan kepedulian mereka terhadap Palestina.
Uang tunai berbagai pecahan ditumpuk di atas keramik. Juga terdapat 10 koin dirham lengkap dengan sertifikatnya. Ada pula sebuah arloji untuk dilelang kembali.
Tercatat pada pukul 07.20 Waktu Indonesia Tengah (WITA), telah terkumpul dana tunai di tangan panitia Rp 65.000.000. Beberapa menit kemudian, para dermawan terus berdatangan.
“10 menit (terkumpul) 4,7 juta,” ujar Syukron Mahdin, salah seorang panitia sembari mencatatkannya pada selembar kertas.
“Dua menit (bertambah) Rp 2.500.000,” ujarnya kemudian ketika infaq terus mengalir.
Setelah agak lama para dermawan tak lagi datang, panitia pun berniat “menutup posko”. Adri al-Amin, panitia lainnya, lantas mengumumkan jumlah dana terkumpul kepada para jamaah yang sebagian sedang beri’tikaf Ramadhan.
“Dana untuk sementara terkumpul Rp 73.116.700,” terang Adri dengan pengeras suara di atas mimbar.
Tahu-tahu datang lagi dua orang menyerahkan dana. Padahal panitia sudah mau istirahat, hendak menunaikan shalat sunnah dan tadarus al-Qur’an. “Posko” berupa lingkaran itu pun dibuka lagi, para dermawan lain berdatangan lagi. Hal ini terulang beberapa kali.
“Nggak apa-apa, ustadz, kita lanjut itung dana. Daripada kita itung-itungan untuk kepentingan pribadi kita, (mending) kita itung untuk kepentingan umat Islam ini,” Syukron memotivasi panitia lainnya yang mulai kelelahan duduk di atas keramik.
Hingga pukul 8.03 WITA, terkumpul dana segar sebesar Rp 86.123.000. Sementara para dermawan masih berdatangan.
Santri Madrasah Ibtidaiyyah (MI) yang juga hadir di masjid pun tak ketinggalan berperan. Oleh panitia, mereka dimotivasi untuk peduli Palestina.
“Kalian masih dapat THR (Tunjangan Hari Raya. Red), kalau anak-anak di (Palestina) sana dapat peluru,” ujar seorang panitia kepada santri MI.
“Kalau kita undangan (makan) terus, di sana perang terus,” timpal seorang anak. Beberapa di antara mereka menyalurkan infaq “sekedarnya”.
Zainuddin yang datang memantau langsung berkomentar, “Tanda-tanda anak-anak ini nanti nddak ada yang menderita.”
Panitia juga tak lelahnya mendoakan setiap dermawan yang datang.
“Yang punya utang semoga cepat lunas utangnya,” ujar Agis Mahruri kepada seorang jamaah.
Hingga pukul 08.17 WITA, total dana terkumpul Rp 90 juta lebih. Ketika Hidayatullah.com meninggalkan lokasi, para dermawan masih berdatangan.
Malaikat Berinfaq?
Ada kejadian menarik pada kesempatan itu. Beberapa jamaah menyerahkan dana infaqnya dalam amplop putih. Setelah mengambil uangnya, panitia mengumpulkan amplop-amplop bekas dan menyerahkannya kepada para santri MI.
Anak-anak ini ditugaskan membuang sampah tersebut. Seorang anak malah mengembalikan sebuah amplop yang sudah terbuka. Rupanya di dalamnya masih terselip uang.
“Tadi yang dilihat sudah kosong, begitu mau dibuang, loh, ada isinya lagi 100 ribu,” komentar Syukron terheran-heran.
“Itu diisi sama malaikat,” guyon Agis Mahruri.
Salah seorang warga mengaku, berinfaq karena dorongan iman. Baginya, Muslim di Palestina adalah saudara Muslim di Indonesia.
“Dan Masjidil Aqsha adalah kehormatan bagi umat Islam. Infaq ini salah satu cara kita membelanya,” ujar pria yang enggan menyebut namanya ini kepada Hidayatullah.com.
Agis Mahruri, kepada media ini mengatakan, dana tersebut akan diserahkan langsung melalui Syaikh al-Ghul. Total dana itu sudah termasuk infaq yang terkumpul sebelumnya.
“Sisa kemarin Rp 20 juta, sebelumnya, sekitar hari Minggu lalu,” terangnya.*