Hidayatullah.com–Tuntas sudah tugas delapan orang imam asal Palestina-Suriah. Selama sebulan penuh mereka mengimami shalat, khususnya shalat tarawih dan tahajjud, di sejumlah kota di Indonesia selama Ramadhan tahun ini.
Bukan cuma mengimami shalat, para penghafal al-Qur’an tersebut juga menyambung silaturrhami ke berbagai kalangan negeri ini, menjelaskan kepada umat tentang masalah al-Aqsha, dan menyeru umat untuk kembali kepada al-Qur’an sebagai pegangan hidup.
“Imbasnya masjid kita makin makmur. Jumlah jamaah dan infaknya meningkat. Anak-anak kita lebih tertarik jadi penghafal al-Qur’an,” kata Ketua DKM Darus Salam, Depok, Herry Muhammad saat acara pelepasan para imam tersebut, Sabtu (10/08/2013).
Herry juga enggan menyebut kata berpisah. “Ini bukan perpisahan, tapi pelepasan sementara,” kata Herry yang redaktur pelaksana di majalah berita mingguan Gatra ini.
Senada dengannya, para imam Palestina-Suriah juga merasa kerasan tinggal di Indonesia dan sangat ingin kembali tahun depan.
“Saya ingin belajar bahasa Indonesia agar tahun depan tidak perlu pakai penerjemah,” kata salah seorang imam, Syaikh Muzhaffar al-Nawati, disambut haru para jamaah yang hadir di Masjid Darus Salam GTA, Depok malam itu.
Ketua rombongan Silaturrahim Ramadhan Bersama Imam-imam Palestina-Suriah (Siraman-Manis), Dr. Wael Alzard mengatakan, dia dan rombongan belajar banyak soal akhlak, adab, dan sifat tawadhu dari umat Islam Indonesia.
“Awalnya kami marasa akan mengajari umat Islam di sini, tapi kami malah banyak belajar soal adab dan akhlak dari umat Islam Indonesia,” kata Dr. Wael yang juga dosen jurusan Hadits di Universitas Islam Gaza ini.
Wael mengatakan, dia dan rombongan akan menyampaikan ke kampung halaman mereka di Gaza dan Suriah, bahwa mereka tidak sendirian. “Kami bersama jutaan rakyat indonesia. Kami merasa pertolongan semakin dekat,” kata Dr. Wael.
Siraman Manis diselenggarakan oleh Sahabat Al-Aqsha(www.sahabatalaqsha.com), paguyuban keluarga-keluarga Indonesia-Palestina. Program ini adalah sarana untuk mengikat-kuat persaudaran Indonesia-Palestina lewat program-program nyata dan kegiatan-kegiatan non-profit.
Tahun ini adalah kedua kalinya Program Siraman Manis diadakan di Indonesia. Jika Ramadhan tahun lalu hanya ada tiga imam asal Gaza, tahun ini Allah menginzinkan delapan orang imam dari Gaza dan Suriah mengimami tawarih sebulan penuh di Indonesia.
Kedelapan imam tersebut ditugaskan di Pekanbaru (Riau), Jabodebek-Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Madura, Balikpapan, Bontang, dan lainnya.
“Saya merasa sudah menjadi orang Depok,” kata Muhammad al-Khattab, salah seorang imam yang suaranya mirip dengan imam Masjid al-Haram, Abdurrahman as-Sudais, ini.
Selama sebulan lebih al-Khattab mengimami tarawih di berbagai masjid di daerah Jabodebek-Bandung, khususnya di Depok. Kata al-Khattab, saat ini istrinya sedang hamil tua dan akan segera melahirkan tiga anak kembar.
“Kalau Allah izinkan, saya akan bawa istri dan anak saya ke sini tahun depan,” kata al-Khattab disambut takbir dan sorak hangat para jamaah yang sudah sangat akrab dengannya.*