Sambungan artikel PERTAMA
KONSEP institusi pendidikan pemberi gelar ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia Muslim. Universitas Al-Azhar berdiri di Kairo pada tahun 970, dan pada tahun 1000-an, kaum Seljuk mendirikan lusinan madrasah di seluruh Timur Tengah. Konsep sebuah institusi yang memberikan sertifikat pencapaian (gelar) menyebar ke Eropa melalui Muslim Spanyol, dimana para murid dari penjuru Eropa berbondong-bondong datang untuk menuntut ilmu. Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris berdiri pada abad ke-11 dan 12, dan meneruskan tradisi Muslim untuk memberikan gelar bagi para murid yang pantas mendapatkannya, dan menggunakannya untuk menilai kualifikasi seseorang dalam subyek tertentu.
Marching Band Militer
Banyak pelajar SMA dan Universitas di Barat yang familier dengan marching band. Kalau di Indonesia, lebih umum disebut drum band. Terdiri atas beberapa ratus musisi, sebuah band berbaris di lapangan dalam sebuah pertandingan olahraga untuk menghibur penonton dan menyemangati pemain. Marching band sekolah ini dikembangkan dari marching band militer selama Abad Mesiu di Eropa yang dibentuk untuk menyemangati prajurit selama perang. Tradisi ini berasal dari band mehter milik kekaisaran Ottoman di tahun 1300-an yang membantu tentara Ottoman (Usmaniyah/Usmani) menjadi salah satu armada paling kuat di dunia.
Sebagai bagian dari satuan khusus Janissary di Kekaisaran Ottoman, Band Mehter bertugas untuk memainkan musik yang keras untuk menakut-nakuti musuh dan menyemangati pasukan. Menggunakan drum-drum besar dan simbal yang beradu, suara yang dihasilkan oleh band mehter dapat terdengar bermil-mil jauhnya. Selama masa pendudukan Ottoman di negara-negara Balkan dari abad ke-14 hingga 16, band mehter menemani tentara Ottoman yang ditakuti, yang tampak tak terkalahkan bahkan di hadapan pasukan Eropa yang besar.

Pada akhirnya, kaum Kristiani Eropa menyadari fungsi dari band militer untuk menakut-nakuti musuh. Konon, bahwa setelah pengepungan Wina oleh Ottoman di 1683, tentara Ottoman yang mundur meninggalkan lusinan alat musik, yang dikumpulkan oleh orang Austria, dan dipelajari, lantas mereka manfaatkan. Tentara di seluruh Eropa dengan segera membentuk marching band militernya sendiri, merevolusi cara berperang di Eropa selama berabad-abad.
Kamera
Susah membayangkan dunia tanpa fotografi. Perusahaan-perusahaan beromzet milyaran seperti Instagram dan Canon dibangun berdasarkan ide untuk menangkap cahaya dari sebuah kejadian, menciptakan gambar darinya, dan mereproduksi gambar tersebut. Namun itu semua tidak akan mungkin tanpa penemuan penting dari seorang ilmuwan Muslim pada abad ke-11, Ibnu Al-Haytham, yang mengembangkan dunia peroptikan dan mendeskripsikan bagaimana kamera pertama bekerja.
Tinggal dan bekerja di Kairo pada awal tahun 1000-an, Ibnu Al-Haytham adalah salah satu ilmuwan terhebat sepanjang masa. Untuk meregulasi perkembangan ilmu pengetahuan, beliau mengembangkan metode ilmiah, sebuah proses dasar yang dilakukan semua peneliti ilmiah saat meneliti sesuatu. Saat beliau divonis menjadi tahanan rumah oleh penguasa Fatimid, al-Hakim, beliau memiliki kesempatan untuk mempelajari bagaimana cahaya bekerja.
Penelitiannya sebagian fokus untuk mempelajari bagaimana kamera lubang jarum bekerja. Ibnu Al-Haytham adalah ilmuwan pertama yang menyadari bahwa segaris cahaya dapat masuk dari luar ke dalam sebuah kotak gelap lewat lubang kecil, dan diproyeksikan di dinding belakangnya. Beliau menyadari bahwa semakin kecil lubangnya (aperture-nya), semakin tajam kualitasnya. Hal tersebut menginspirasinya untuk membuat sebuah kamera yang sangat akurat dan tajam saat mengambil sebuah gambar.
Penemuan al-Haytham mengenai kamera dan bagaimana memproyeksikan dan menangkap sebuah gambar mendorong perkembangan kamera modern dengan konsep yang sama. Tanpa penelitiannya tentang bagaimana cahaya bergerak melalui aperture dan diproyeksikan, mekanisme modern di dalam semua kamera tidak akan pernah ada.*/Tika Af’ida, dari lostislamichistory.com