Hidayatullah.com– Canberra Theatre Center terpaksa membuat pernyataan sikap di media sosial mendukung papan iklan dengan gambar anak-anak Islam mengibarkan bendera Australia, setelah kelompok ekstremis kanan mengancam merusak dan membakar gedung itu.
Teater milik pemerintah itu, sebelumnya memasang papan iklan besar menyambut Hari Australia (Australian Day), menampilkan gambar dua gadis berjilbab, menyiarkan gambar papan iklan itu di halaman Facebooknya Senin lalu, dan menyatakaan bangga dengan gambar bersangkutan.
Namun, Menteri Berbagai Kebudayaan Victoria, Robin Scott mengatakan, penurunan papan iklan itu tidak bisa dianggap kemenangan buat mereka yang membantahnya.
“Siapapun yang menganggap satu kemenangan perlu diingatkan kembali tentang makna Hari Australia,” katanya dikutip portal news.com.au.
Iklan bertujuan mempromosikan upacara menaikkan bendera dan parade sempena Hari Australia, mengundang protes berbagai pihak yang menganggap itu menghina semangat Australia.
Bahkan, ada yang berpendapat iklan itu seharusnya menampilkan latar belakang orang banyak membuat barbekyu di pantai untuk mencerminkan gaya hidup orang Australia.
Sebuah badan menentang Islamofobia mengatakan, protes itu bukanlah hal baru.
“Pemaparan gambar umat Islam Australia atau yang terkait keanekaragaman budaya selalu menerima respons negatif dari sebagian kecil komunitas bersuara lantang,” kata Pendiri Islamophobia Register Australia, Mariam Veiszadeh.
Kritik berbaur Islamofobia di Facebook mendorong banyak netizen yang mengalihkan kemarahan mereka kepada pemimpin Victoria sehingga memberinya gelar “Imam” Daniel Andrews.
Billboard Gambar Jilbab di Australia Sempat Diturunkan, Kini Dicarikan Dana
Menteri Utama Australian Capital Territory (ACT), Andrew Barr, meminta agar pihak-pihak yang menolak untuk tak membesar-besarkan isu ini.
Menurutnya, reaksi atas papan iklan tersebut tergolong “fanatik” dan pemerintah serta komunitas tidak seharusnya merasa terintimidasi.
“Bagi mereka yang khawatir dengan jilbab, saya punya pesan yang sangat sederhana: sibukkan diri Anda, lupakan soal itu,” kata Barr seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, (25/01/2017).
Ia juga menegaskan siapa saja yang melontarkan ancaman harus ditangkap.
“Selalu akan ada komentar rasis dalam setiap komunitas, tapi saya tidak akan memberikan mereka ruang di ACT. Anda tidak dapat mengancam meledakkan bangunan di negara ini tanpa menghadapi tuduhan kriminal. Pemerintah ACT akan selalu mendukung keberadaan Australia yang multikultural dan kami akan selalu mendukung keberadaan berbagai macam orang dari latar belakang berbeda di sini,” tegasnya.
Billboard Gambar Jilbab di Australia Sempat Diturunkan, Kini Dicarikan Dana
Sebuah kampanye pengumpulan dana diluncurkan untuk membela keberadaan papan iklan di Canberra Theatre itu. Sejauh ini, dana yang terkumpul mencapai US$ 168.000 dan kelak akan digunakan untuk mencetak gambar iklan tersebut dan menyebarkannya ke seluruh negara.
Sementara itu, pemimpin theater, Andrew Barr, mengumumkan pihaknya mendukung kampanye #putthembackup, selain konsep keragaman budaya dengan menempatkan gambar tersebut pada aset pemerintah.
Sejak 2011, kebanyakan negara di Eropa melarang pemakaian jilbab termasuk burqa, niqab, cadar di untuk Islam.Prancis, Belgia dan Belanda bahkan secara resmi melarang pemakaian burqa. Sementara Jerman, Spanyol, Italia, Swiss dan Denmark mengharamkannya di beberapa tempat. Sementara Estonia dan Albania masih memperdebatkan larangan sepenuhnya pemakaian burqa dan niqab.
Sebelum kasus iklan di gedung theater ini, ancaman serupa pernah terjadi saat papan iklan serupa yang terpampang di Cranbourne, Melbourne. Iklan itu kini telah diturunkan menyusul adanya ancaman terhadap perusahan jasa pemasangan iklan tersebut.*