Hidayatullah.com– Gedung Putih berencana untuk merampingkan personel di CIA dan dinas-dinas intelijen Amerika Serikat lainnya, termasuk National Security Agency, kata para pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump di hadapan anggota Kongres, lapor The Washington Post hari Jumat (2/5/2025).
Seseorang yang mengetahui rencana pengurangan staf tersebut, tetapi tidak berwenang untuk mengungkapkannya ke publik, mengonfirmasi rencana itu kepada Associated Press dengan syarat identitasnya tidak disebutkan.
Pemerintahan Trump bermaksud mengurangi pegawai CIA sebanyak 1.200 orang kurin beberapa tahun ke depan, dan memangkas ribuan posisi di NSA dan dinas-dinas intelijen lainnya.
The Washington Post melaporkan bahwa pengurangan personel di CIA termasuk beberapa ratus orang yang sudah memilih untuk pensiun dini. Pemangkasan sisanya akan dicapai antara lain melalui pengurangan penerimaan pegawai baru dan kemungkinan tidak sampai melakukan PHK.
Menanggapi pertanyaan tentang kabar pengurangan personel itu, CIA merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Direktur CIA John Ratcliffe sedang berupaya menyelaraskan organisasi yang dipimpinnya dengan prioritas keamanan nasional pemerintahan Trump.
“Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh guna menyuntikkan CIA dengan energi baru, membuka peluang bagi para pemimpin yang sedang tumbuh untuk bermunculan, dan memberikan posisi yang lebih baik kepada CIA untuk menjalankan tugasnya,” kata dinas intelijen itu dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara untuk Tulsi Gabbard, direktur National Intelligence, tidak segera menanggapi permintaan komentar perihal itu. Lembaga yang dipimpin Gabbard itu bertugas mengawasi dan mengkoordinasikan kerja 18 badan yang bertugas mengumpulkan dan menganalisis intelijen.
CIA dan NSA sudah menawarkan pengunduran diri sukarela kepada sebagian personelnya. CIA juga mengatakan akan memberhentikan sejumlah orang yang belum lama ini dipekerjakannya.
Pemerintahan Trump juga menghapus program diversity, equity and inclusion (DEI), meskipun seorang hakim sudah menghalangi upaya pemecatan 19 pegawai yang bertugas menangani program DEI yang menggugat pemecatan mereka. Lewat program DEI, berbagai dinas dan lembaga pemerintah Amerika Serikat menerima pegawai berdasarkan latar belakang tertentu semisal orang dari ras Asia (diversity), orang transgender (equity), dan orang cacat alias difabel (inclusion).
Trump juga secara tiba-tiba memecat jenderal militer yang memimpin NSA dan Cyber Command di Pentagon, yang menurutnya diberi jabatan tersebut disebabkan semata karena ras dan warna kulitnya (keturunan Afrika dan berkulit hitam).
Ratcliffe bertekad akan merombak CIA dan mengatakan dia ingin mendongkrak penggunaan intelijen dari sumber daya manusia, serta menjadikan China sebagai fokus misi kerja organisasi yang dipimpinnya itu.*