Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan kembali perihal dukungan untuk Turki “sebagai mitra strategis dan sekutu NATO” dalam pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan hari Selasa (7/2/2017), kata kantor kepresidenan keduanya seperti dilansir Reuters.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump juga berbicara soal kedua negara yang “memiliki komitmen sama untuk memerangi terorisme dalam segala bentuk” dan menyambut kontribusi Turki dalam memerangi kelompok ISIS/ISIL.
Kedua kepala negara itu menekankan bahwa Turki dan Amerika Serikat adalah teman sekaligus sekutu, menurut sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan Turki.
Turki, yang juga merupakan anggota NATO, adalah salah satu negara yang memiliki peran kuat di kawasannya. Namun, hubungan dengan mantan Presiden AS Barack Obama dan negara-negara Eropa Barat beberapa kali mengalami ketegangan.
Terakhir, pemerintah Ankara dibuat geram oleh pemerintahan Obama karena permintaannya untuk menyerahkan Fethullah Gulen, tokoh Muslim Turki yang mukim di AS dan dituding sebagai dalang percobaan kudeta 15 Juli 2016, tidak dikabulkan.
Turki juga meradang sebab Amerika Serikat mendukung kelompok Kurdi Suriah, YPG. Pemerintahan Obama mengatakan pihaknya mendukung YPG karena kelompok itu juga memerangi ISIS/ISIL, tetapi pemerintahan Erdogan bersikukuh YPG adalah teroris yang merupakan kepanjangan tangan dari PKK, kelompok Kurdi Turki yang dicap teroris oleh Ankara.*