Hidayatullah.com—Menteri Pertahanan Amerika serikat Jim Mattis hari Selasa (13/3/2018) tiba di Kabul, dengan tujuan mengkaji hasil kemajuan operasi pasukan AS sekaligus melihat kemungkinan rekonsiliasi antara kelompok Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Kunjungan itu, yang tidak diumumkan di muka dengan alasan keamanan, dilakukan setelah Washington menambah jumlah pasukannya dengan alasan membantu militer Afghanistan sebagai bagian strategi regional baru yang diumumkan tahun lalu.
Sebelum pesawatnya mendarat, Mattis mengatakan bahwa AS melihat adanya tanda-tanda kesiapan “sejumlah elemen dari Taliban yang tertarik” untuk mengikuti perundingan-perundingan damai dengan pemerintah Kabul. Namun, pada saat yang sama dia mengakui bahwa tidak semua dari kelompok pemberontak Afghanistan siap melakukan hal itu, lapor DW.
Bulan lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menawarkan perundingan tanpa syarat kepada kelompok Taliban, yang sebelumnya mengatakan bahwa mereka bersedia bicara hanya kepada Washington soal kemungkinan kesepakatan damai. Taliban sejauh ini belum menanggapi tawaran Presiden Ghani.
Akan tetapi, Amerika Serikat bersikukuh pada sikap bahwa pembicaraan apapun yang dilakukan harus dipimpin oleh Kabul. Sikap itu diutarakan kembali oleh Mattis kepada wartawan hari Selasa (13/3/2018).
“Kami ingin pihak Afghanistan untuk memimpin dan menyediakan substansi upaya rekonsiliasi,” kata Mattis.
Namun, kata Mattis, Amerika Serikat berusaha mendapatkan kemenangan dalam peperangan di Afghanistan yang sudah dilakoninya selama lebih dari 16 tahun, meskipun dia mengakui bahwa perkembangan saat ini tidak menunjukkan ke arah kemenangan militer, melainkan “sebuah rekonsiliasi politik.”
Dalam kunjungannya kali ini, Mattis dijadwalkan bertemu dengan Jenderal John Nicholson, yang merupakan komandan tertinggi pasukan AS di Afghanistan, dan Presiden Ghani.*