Hidayatullah.com–Juru bicara badan penanggulangan teroris di Tunisia, Sufyan al Saliti, Rabu (02/05/2018) mengungkap penangkapan seorang pelaku pembunuhan terhadap insinyur penerbangan Tunisia, Muhammad al Zawari, di kota Shafaqis Tunisia, kedua pelaku berasal dari Bosnia, dan salah satunya ditangkap di Kroasia pada 13 Maret 2018 lalu.
Dalam keterangan pers, Rabu, al Saliti menyatakan, aturan di Bosnia menolak penyerahan terdakwa ke Negara lain, sehingga pemerintah Bosnia menolak menyerahkannya ke Tunisia.
Pengadilan Tunisia terus berupaya mengungkap kasus ini, meski sebenarnya kasus ini diluar kewenangan pengadilan Tunisia.
“Kami ingin menegaskan bahwa Tunisia serius untuk membongkar kasus ini, “ ungkap al Saliti dikutip PIC.
Baca: Investigasi Hamas: Mossad di Balik Penembakan Mohammad al-Zawari
Al Zawari terbunuh pada Desember 2016 silam, sebuah truk menghalangi jalannya saat ia tengah menghidupkan mobilnya, kemudian dua orang menembaknya dengan 20 peluru, 8 bersarang di tubuhnya, dan 3 di dada dan kepala yang menewaskannya di tempat, pelaku menggunakan pistol jenis 9 mm dengan peredam suara.
Pada 17 Desember, Hamas menegaskan bahwa al Zawari merupakan anggota Brigade Izzudin al Qassam, dan tengah mengerjakan proyek pengembangan Drone Ababil 1. Hamas menuding penjajah Israel sebagai pelaku pembunuhan menggunakan aparat Mossad, dan berjanji menuntut balas.
Al Zawari bergabung dengan Brigade al Qassam tahun 2006, di awal pengembangan pesawat drone, dengan bergabungnya beliau ke barisan al Qassam, mampu mengembangkan kekuatan udara Hamas.
Sebelum terbunuh, insinyu Tunisia ini tengah meneliti pengembangan kapal selam, sebagai upaya penguatan mariner khusus al Qassam, dalam rangkaian tugas penyatuan proyek industri al Qassam. Al Zawari berkunjung ke Gaza 3 kali untuk melakukan pengawasan langsung terkait kerja menyatuan proyek industri.
Hamas pernah menginformasikan bahwa spionase Israel menggunakan paspor Bosnia untuk masuk ke Tunisia, dan agennya membunuh pakar penerbangan, yaitu al Zawari.
Hamas mengungkap hal itu pasca hasil investigasi pembunuhan insinyur Tunisia Muhammad al Zawari, yang gugur ditembak orang tak dikenal di Tunisia tahun 2016. Hamas menuding Israel sebagai pihak yang bertangung jawab atas pembunuhan tersebut.*