Hidayatullah.com–Proyek Kemanusian untuk Pembersihan Ranjau Darat di Yaman yang diluncurkan Raja Salman (MASAM) bulan ini telah menghapus 77 ranjau anti-personil, 3.116 ranjau anti-kendaraan, 1.817 alat peledak, dan 146 persenjataan perang yang tidak diledakkan, dengan total 5.156 ranjau.
Jumlah total jumlah ranjau, yang ditanam milisi pemberontak Syiah al Houthi (Hutsi) yang didukung Iran, telah dihapus sejak awal proyek dimulai menjadi 11.785 buah.
Ranjau biasanya ditanam oleh milisi Syiah al Houthi di sekolah dan rumah dan disamarkan dalam berbagai bentuk dan warna, kutip Arabnews.
Baca: Kejamnya Militer Myanmar, Pasang Ranjau Darat untuk Warga Rohingya
Hal ini menjadi sarana pemberontak Houthi untuk menargetkan sejumlah besar anak-anak, wanita dan orangtua, yang mengakibatkan kematian, luka serius atau amputasi.
Proyek Raja Salman ini diluncurkan pada pertengahan tahun ini untuk menghapus ranjau mulai dari ranjau anti-personil ke alat peledak lain dan persenjataan perang yang tidak meledak.
Baca: Saudi Tunjukkan Bukti Rudal Balistik Pemberontak Syiah Houthi Berasal dari Iran
1 Juta Ranjau
Proyek MASAM adalah bagian dari inisiatif 40 juta USD yang diluncurkan oleh Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman. Proyek ini bertujuan untuk menghilangkan ranjau yang ditinggalkan oleh milisi Houthi dalam 12 bulan terakhir dan termasuk melatih 400 ahli.
Sekitar satu juta ranjau telah ditanam oleh milisi pemberontah al Houthi di Yaman selama tiga tahun terakhir, yang ikut merenggut kehidupan lebih dari 1.000 warga sipil.
Laporan mengatakan bahwa Yaman telah menjadi salah satu medan perang ranjau darat terbesar di dunia sejak Perang Dunia Kedua. Banyaknya ranjau darat terus menjadi ancaman bagi kehidupan warga sipil Yaman, karena milisi Syiah al Houthi meletakkan ranjau darat secara acak di daerah-daerah yang dibebaskan dan dekat daerah pemukiman, yang dilarang secara internasional
Mereka menanam ranjau di daerah pemukiman padat, jalan dan pertanian di daerah yang dibebaskan, mengancam warga sipil yang berada di luar medan perang.
Baca: Myanmar Perketat Pengungsi Rohingya dengan Pagar Berduri dan Ranjau
Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada Juni bahwa ranjau darat di Yaman menghalangi akses bantuan dan menjebak orang.
“Pasukan Houthi telah berulang kali menempatkan ranjau anti-personil, anti-kendaraan dan improvisasi saat mereka mundur dari daerah di Aden, Taiz, Marib dan, baru-baru ini, di sepanjang pantai barat Yaman,” kata HRW.
Ranjau darat “akan menimbulkan ancaman bagi warga sipil lama setelah konflik berakhir,” katanya memperingatkan.
Pada bulan Juli, Institut Washington mengatakan pemberontak Houthi menggunakan ranjau “pada tingkat yang sangat tinggi.”
Lembaga Pengawas Ranjau Darat mencatat lebih dari 2.100 korban ranjau darat di Yaman pada tahun 2016.*