Hidayatullah.com—Aksi protes yang dilakukan “Rompi Kuning” sudah menjadi “bencana” bagi perekonomian Prancis, kata menteri keuangan.
Empat akhir pekan berturut-turut, warga Prancis menggelar aksi protes kenaikan pajak bahan bakar minyak, tingginya biaya hidup dan masalah-masalah lain.
Pada hari Sabtu (8/12/2018), sekitar 125.000 pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di berbagai daerah di Prancis. Aksi yang diwarnai kerusuhan itu memaksa aparat keamanan untuk menangkap lebih dari 1.200 orang.
Menteri Keuangan Bruno Le Maire menyebut situasi tersebut sebagai “krisis” baik bagi masyarakat maupun demokrasi.
“Ini merupakan malapetaka bagi bisnis, bencana bagi perekonomian kita,” kata Le Maire saat mengunjungi toko-toko di ibukota Paris yang dirusak massa ketika berdemonstrasi, seperti dilansir BBC Ahad (9/12/2018).
“Terdapat lebih banyak kerusakan kemarin dibanding satu pekan lalu,” karena unjuk rasa hari Sabtu itu lebih menyebar, kata Wakil Wali Kota Paris Emmanuel Gregorie kepada radio lokal.
Meskipun demikian, imbuhnya, jumlah korban luka lebih sedikit dibanding pekan sebelumnya.
Unjuk rasa tanggal 17 Movember diikuti 282.000 orang, dengan korban satu tewas dan 409 orang terluka, 73 orang ditangkap. Tanggal 24 November unjuk rasa rompi kuning diikuti 166.000 orang, dengan korban 84 terluka dan 307 orang diamankan petugas. Unjuk rasa ketiga kalinya pada Sabtu 1 Desember sebanyak 136.000 orang turun ke jalan dengan atribut rompi kuning, 263 orang mengalami luka, dan 630 orang ditahan. Unjuk rasa teranyar pada 8 Desember, 136.000 orang menyemut di jalan-jalan, 118 orang terluka dan 1.220 orang diciduk apart keamanan.
Koran Le Parisien melaporkan bahwa di ibukota sekitar 50 kendaraan dibakar dan puluhan tempat usaha dirusak, sebagian bahkan dijarah. Pihak berwenang di kota itu mengatakan kerusuhan akibat demonstrasi itu menimbulkan kerugian jutaan dolar.
Hari Jumat (7/12/2018), persatuan peritel Prancis mengatakan kepada Reuters bahwa para peritel mengalami kerugian sekitar 1 miliar euro sejak unjuk rasa dimulai pada 17 November.
Le Maire mengatakan di akhir pekan pertama bulan ini bahwa perdangan di sektor restoran menurun 20% sampai 50% akibat unjuk rasa.
Francois Asselin, ketua konfederasi usaha kecil dan menengah, mengatakan kepada koran Journal du Dimanche bahwa secara keseluruhan demonstrasi telah merugikan anggotanya 10 miliar euro.
Ada kekhawatiran beragam unjuk rasa yang dilakukan warga Prancis akan berdampak pada industri pariwisata. Kota Paris pada tahun 2017 kedatangan lebih dari 40 juta pelancong, kata Kantor Pariwisata Paris bulan lalu. Sebagaimana diketahui, aksi protes kerap mengadang jalan dan tidak sedikit yang mengotori lokasi-lokasi wisata seperti monumen Arc de Triomphe.*