Hidayatullah.com—Seorang pemimpin pemberontak Sudan kembali ke negaranya setelah bertahun-tahun mengasingkan diri di luar negeri, meskipun dia sudah dijatuhi hukuman mati secara in absentia.
Yasir Arman divonis bersalah terlibat dalam pemberontakan yang dimulai pada 2011 di negara bagian Nil Biru.
Kabarnya, Arman tidak menghadapi masalah dari penguasa saat ini setibanya dia kembali ke Sudan, lapor BBC Ahad (26/5/2019).
Dia kembali enam pekan setelah Omar Al-Bashir didepak dari kursi kepresidenan oleh militer. Para pengamat berspekulasi bahwa dia kemungkinan akan diikursertakan dalam perundingan damai.
Arman bergabung dengan kelompok pemberontak SPLM di bagian selatan Sudan pada tahun 1980-an, ketika milisi tersebut memerangi pemerintah Khartoum.
Setelah Sudan Selatan berhasil memisahkan diri dari kekuasaan Khartoum pada 2011, dia membentuk kelompok SPLM-N yang terus memerangi pemerintahan Omar Al-Bashir di negara bagian Nil Biru. Akibat aksi pemberontakannya, puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan dan kehilangan rumah mereka.*