Hidayatullah.com-Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (FP-UMSB) di Bukittinggi, menggelar seminar internasional yang bertajuk ‘Sumbar menuju Pariwisata Syariah, Antara Gagasan dan Peluang’ di Hotel Pusako Bukittinggi, belum lama ini. Dalam seminar ini, FP-PMSB Sumbar menggandeng pemerintah Negeri Kelantan, Malaysia.
Pengerusi Jawatan Kuasa, Kebudayaan, Pelancong dan Warisan Kelantan Malaysia Dato Anizam di seminar ini mengatakan, negeri Kelantan Malaysia saat ini berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa mayoritas Muslim.
Dalam menerapkan pariwisata berlandaskan syariah, pemerintah Kelantan Malaysia memberikan aturan ketat bagi wisatawan, yang seluruhnya memakai aturan Islam, seperti melarang maksiat, meminum minuman keras, mengenakan kerudung bagi Muslimah, dan memakai aturan Islam lainnya. Bahkan para wisatawan di sana selalu juga diajak berkunjung ke pesantren serta tempat pendidikan Islam lainnya.
“Sumbar memiliki budaya yang hampir sama dengan Kelantan. Banyak peraturan dan budaya yang sama-sama dimiliki Sumbar dan Kelantan. Oleh karena itu, saya merasa Sumbar bisa menerapkan sistem pariwisata syariah seperti yang telah dilakukan di Kelantan Malaysia,” ujar Dato Anizam.
Pengerusi Perdana Resort Kelantan Malaysia Zainuddin Awang Hammad menambahkan, pariwisata syariah di Kelantan tidak langsung ekstrim dilaksanakan. Pariwisata syariah di Kelantan sendiri, menurutnya telah dilaksanakan semenjak tahun 1990 lalu. Dampaknya positif luar biasa, Saat ini Kelantan dikunjungi sekitar 3,5 juta hingga 4 juta wisatawan pertahunnya. Para wisatawan senang dengan diterapkannya sistem pariwisata syariah, ujar Zainuddin Awang Hammad.
Sedangkan Dekan FP-UMSB Sumbar H. Mirwan Pulungan mengatakan, pariwisata berbasis syariah merupakan pariwisata yang bersifat religi, budaya, dan sejarah yang seluruhnya menerapkan hukum Islam. Menurutnya, Pemerintah Kelantan sengaja diundang, karena disana telah menerapkan pariwisata syariah.
“Dalam pariwisata syariah ini, pengelola hotel harus syariah dan juga tempat penginapan, pelayanan, semuanya harus mengacu pada ajaran Islam sesuai Alquran dan hadist,” ujar Mirwan.
Mirwan Pulungan berpendapat, pariwisata syariah ini sangat cocok diterapkan di Sumbar, mengingat daerah ini merupakan daerah yang religius, beradat dan berbudaya. Ia sangat yakin jika sistem ini diterapkan akan mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan, tak terkecuali dari kalangan wisatawan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Wisatawan ke Sumbar pasti akan menikmati alam, budaya dan kesenian Minangkabau. Tidak mungkin tujuannya untuk berbuat maksiat. Kalau ingin berbuat maksiat, mabuk-mabukan, tidak mungkin mereka ke Sumbar. Jadi, penerapan pariwisata syariah sangat cocok diterapkan di Sumbar,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Seminar Internasional Muhammad Abdi menambahkan, mulai tahun ini FP-UMSB yang berkampus di kota Bukittinggi ini akan mengutus puluhan mahasiswa untuk magang selama tiga bulan, untuk mempelajari penerapan pariwisata syariah yang telah diterapkan Kelantan Malaysia.*