Hidayatullah.com — Tunisia merayakan peringatan ke-57 dari Hari Evakuasi atau Hari Kemerdekaan, hari ketika tentara Prancis terakhir meninggalkan negara itu pada 15 Oktober, 1963. Prancis menjajah Tunisia pada tahun 1881, sebagai bagian dari rencana pembagian tanah oleh negara Barat, dipimpin oleh Inggris Raya dan Prancis, untuk menjajah apa yang kita sebut sekarang sebagai “Dunia Ketiga”.
Prancis kurang lebih menduduki kawasan Maghreb di Afrika Utara. Tunisia meraih kemerdekaannya pada 20 Maret, 1956, menyusul gerakan perlawanan rakyat dan militer terhadap penjajahan Prancis.
Namun, tentara Prancis tetap berada di negara itu hingga Hari Evakuasi, yang menandai tahap penting dalam sejarah Tunisia, sebagai hari di mana Tunisia mendapatkan kembali kemerdekaan dan kedaulatan penuh terhadap tanah mereka.
Perlawanan tidak berhenti, bahkan setelah Prancis mengakui kemerdekaan negara itu pada tahun 1956, hingga negara itu mendapatkan kedaulatan penuh. Prancis masih mempertahankan kehadiran militer di beberapa kawasan di Tunisia, terutama kota Bizerte, yang menonjol karena lokasinya yang strategis di selatan Sisilia.
Pada saat itu, Prancis bersikeras untuk mempertahankan tanah yang ditanami penjajah di daerah paling subur di Tunisia.
Pertempuran evakuasi pecah pada Februari 1957 setelah Prancis membombardir desa Sakied Sidi Youssef, di provinsi Kef di perbatasan Tunisia-Aljazair. Serangan Prancis itu menarget beberapa institusi lokal dan mengakibatkan gugurnya puluhan warga Aljazair dan Tunisia.
Pada 17 Juli di tahun yang sama, pemerintah Tunisia memutuskan untuk mengevakuasi pasukan Prancis yang tersisa dari pangkalan angkatan laut di Bizerte melalui jalur diplomatik, tetapi situasinya menemui jalan buntu hingga pertengahan tahun 1961. Pada tanggal 23 Juli, gencatan senjata diumumkan untuk membuka jalan bagi negosiasi, yang diakhiri dengan pengumuman Prancis tentang evakuasi pasukannya dari kota Bizerte dan pangkalan angkatan laut.
Jadi pada tanggal 15 Oktober 1963, Laksamana Prancis Maurice Amman meninggalkan kota itu, mengumumkan berakhirnya fase kolonial Prancis di Tunisia. Hari Evakuasi sekarang menjadi hari libur nasional di Tunisia, dan pihak berwenang biasanya mengadakan acara perayaan. Namun, krisis virus corona telah mencegah segala jenis perayaan tahun ini. Sebaliknya, Presiden Kais Saied mengampuni 307 tahanan, menetapkan pembebasan 136 narapidana dan pengurangan hukuman bagi yang lain.*