Hidayatullah.com—Rusia menunjukkan keseriusannya dalam menggarap pasar halal Indonesia dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait sertifikasi halal.
Seiring dengan itu, Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia dan menjadi pembicara utama di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025.
Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, memastikan bahwa Presiden Prabowo akan bertolak ke Rusia pada Juni mendatang.
“Kami sedang mempersiapkan kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Rusia pada Juni nanti. Rencana kunjungan ini sudah dikonfirmasi oleh pihak Indonesia,” kata Tolchenov dalam temu media di Jakarta, Senin (28/4/2025), dikutip dari ANTARA.
Dalam lawatan tersebut, Prabowo dijadwalkan bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas kerja sama bilateral.
Selain itu, Prabowo juga akan menjadi tamu kehormatan dan pembicara kunci di SPIEF 2025 yang digelar pada 18—21 Juni 2025 di St. Petersburg, dengan tema “Nilai Bersama: Fondasi Pertumbuhan di Dunia Multipolar.”
“Saya berharap Pak Prabowo akan menyampaikan lewat pidatonya visi dan pandangannya terkait situasi ekonomi dunia, kawasan, dan bagaimana Indonesia menghadapi isu-isu global,” ujar Tolchenov.
Rusia dan Pasar Halal Indonesia
Keseriusan Rusia dalam memperluas kerja sama ekonomi dengan Indonesia terlihat jelas melalui penandatanganan dua MoU, salah satunya di bidang sertifikasi halal, pada pertemuan ke-13 Komisi Gabungan untuk Perdagangan, Ekonomi, dan Kerja Sama Teknis awal bulan ini.
“Dua nota kesepahaman mengenai sertifikasi halal telah ditandatangani. Itu akan membuka kemungkinan bagi beberapa perusahaan Rusia untuk membawa lebih banyak produk pertanian dan makanan ke pasar Indonesia,” kata Dubes Tolchenov dalam pengarahan pers di kediaman dinasnya, seperti dilansir KBRN/RRI.
Selain itu, Rusia berencana terlibat dalam program unggulan Presiden Prabowo, yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan menyediakan produk pertanian seperti biji-bijian, gandum, dan makanan halal.
“Saya telah mendengar dari Presiden Indonesia terkait program makanan gratis dan ketahanan pangan. Rusia dapat menjadi salah satu mitra untuk mendiversifikasi pasokan produk makanan ke pasar Indonesia,” ujar Tolchenov.
Namun, ia menekankan pentingnya memperbanyak pertemuan antara para pelaku bisnis dari kedua negara untuk mempercepat realisasi kerja sama halal ini.
“Saya harap proyek-proyek spesifik baru akan muncul, mungkin pada akhir tahun ini atau tahun depan,” tambahnya.
Potensi Ekonomi
Berdasarkan data pemerintah Rusia, nilai perdagangan bilateral Indonesia–Rusia tercatat mencapai USD 4 miliar pada 2024, meningkat sebesar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Produk utama ekspor Rusia ke Indonesia meliputi biji-bijian, pelumas, dan pupuk.
Pertemuan bisnis yang digelar oleh Kadin Indonesia baru-baru ini juga mempertemukan lebih dari 150 pelaku usaha dari kedua negara untuk mengeksplorasi peluang perdagangan baru.
Dengan hubungan bilateral yang semakin erat, serta inisiatif di sektor halal dan ketahanan pangan, hubungan ekonomi Indonesia-Rusia diperkirakan akan berkembang lebih dinamis dalam beberapa tahun ke depan.*