Hidayatullah.com—Twitter memblokir akun Presiden AS Donald Trump karena dinilai mengunggah obrolan yang menghasut. Akun Twitter Presiden AS itu diblokir selama 12 jam, kutip AFP.
Pemblokiran dilakukan setelah Trump mengunggah beberapa komentar dan video tentang ketidakpuasannya dengan hasil Pemilu AS baru-baru ini. Termasuk pernyataan Trump yang mengklaim Pemilu itu ‘dicuri’ oleh presiden terpilih Joe Biden.
Sebaliknya, Trump mengklaim bahwa dia adalah pemenang pemilu yang sebenarnya. Jika diamati pada poin ini, beberapa ciutan dan video yang diunggah oleh Trump telah dihapus dengan peringatan oleh Twitter ” karena melanggar Peraturan Twitter”.
Ini adalah insiden pertama sejak Trump dilantik sebagai presiden Amerika Serikat dan belum pernah terjadi sebelumnya karena statusnya sebagai Presiden AS. Namun, kekebalannya dicabut Twitter setelah Biden memenangkan Pemilu.
Sebelumnya, kerusuhan pecah di Gedung Capitol ketika pendukung Trump memprotes hasil Pemilu dan mencegah Joe Biden untuk dikukuhkan sebagai Presiden AS berikutnya. Setelah itu, sidang konfirmasi ditunda dan bahkan dilaporkan ada seorang perusuh yang ditembak mati.
Setelah ciutan tersebut dihapus, Twitter juga menyatakan bahwa akun Donald Trump telah dikunci selama 12 jam karena melanggar ketentuan platform mereka. Bahkan, Trump juga perlu menghapus beberapa komentar yang didapati tidak sesuai dengan ketentuan situs sebelum akunnya diblokir.
Di salah satu cuitan, Trump melampirkan pesan video, mengulangi klaim palsunya bahwa pemilihan presiden dicurangi dan mendesak para pendukungnya untuk pulang. Dalam cuitan kedua, Trump membela apa yang dilakukan para pendukungnya pada dalam aksi protes yang berujung kekerasan.
Ketiga cuitan itu sudah dihapus oleh Twitter, sementara Facebook dan YouTube juga menghapus video tersebut. Trump dan sekutu politiknya selama berbulan-bulan menuduh pemilihan presiden AS telah dicurangi, memicu emosi di antara para pendukungnya dengan teori konspirasi yang telah berulang kali ditolak di pengadilan.
Departemen Kehakiman juga tidak menemukan bukti untuk mendukung klaimnya atas kecurangan Pemilu. Selain Twitter, video yang sama juga diunggah ke Facebook dan YouTube dan juga dihapus dari situs karena takut menghasut lebih banyak pendukung untuk melakukan kerusuhan.*