Hidayatullah.com– Bekas perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad, salah satu politisi di dunia yang paling lama yang memegang jabatan publik, hari Rabu (23/11/2022), mengatakan akan fokus untuk menulis setelah kalah dalam pemilihan umum tahun ini.
Pemilu yang digelar hari Sabtu kemarin merupakan kekalahan pertama Mahathir kurun 50 tahun kiprahnya dalam politik.
Politisi berusia 97 tahun itu berada di urutan keempat dalam pertarungan lima arah untuk daerah pemilihan yang telah lama dipegangnya di pulau resor Langkawi dalam pemilihan umum akhir pekan lalu.
Memberikan komentar untuk pertama kali sejak pemilu, Mahathir mengaku menerima kekalahannya tetapi tidak mengatakan apakah dia akan berhenti dari politik.
Untuk saat ini, dia mengatakan akan menulis tentang sejarah negara Malaysia, lapor AFP.
“Banyak peristiwa yang terjadi di negara ini yang belum terekam, termasuk yang terjadi selama kekuasaan Inggris,” tulis Mahathir di laman Facebook-nya.
Selama tahun pertamanya berkuasa pada tahun 1981, Mahathir membatasi masuknya impor dari dan kontrak dengan Inggris dalam kebijakan yang dikenal sebagai “Buy British Last” sebagai pernyataan tegas akan penentangnya terhadap penjajahan Inggris.
Namun, ketika Ratu Elizabeth II meninggal dunia belum lama ini, Mahathir memujinya sebagai “contoh bagus dari sebuah monarki konstitusional”.
Dia memegang Rekor Dunia Guinness sebagai “perdana menteri tertua di dunia saat ini” ketika terpilih kembali menjadi perdana menteri pada tahun 2018 hanya dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93.
Selama menjabat perdana menteri dari tahun 1981 hingga 2003, dia dikritik karena memerintah Malaysia dengan tangan besi. Namun, dia juga dipuji karena mengubah Malaysia dari daerah terpencil yang senyap menjadi salah satu pengekspor barang-barang teknologi tinggi terbesar di dunia.*