Hidayatullah.com–Di antara program berkala yang dijalankan oleh Pusat Tarjih Muhammadiyah adalah Sekolah Tarjih. Orientasinya adalah mencetak kader-kader tarjih yang nantinya dapat membantu Majelis Tarjih di berbagai daerah atau tempat masing-masing.
Dari aspek substansi materi, Sekolah Tarjih akan fokus pada materi terkait Majelis Tarjih dan manhaj tarjih. Ketua Pusat Tarjih Muhammadiyah Niki Alma Febriana Fauzi mengungkapkan Sekolah Tarjih periode ini akan dikhususkan bagi kader-kader kader-kader yang sedang menimba ilmu agama di Timur Tengah.
Bekerjasama dengan PCIM Arab Saudi dan PCIM Mesir, kegiatan Sekolah Tarjih ini telah berlangsung dua kali pertemuan.
“Ini merupakan potensi yang cukup besar di tengah besarnya kebutuhan akan kader ulama atau dai muda Muhammadiyah. Sekalipun sudah kuat keilmuannya secara keilmuan klasik, para kader ini tentu memerlukan pemantapan dan bimbingan informasi atau wawasan terkait Produk Tarjih Muhammadiyah sebelum mereka terjun di masyarakat dan AUM,” tutur Alma pada Senin (23/08/2021).
Pada pertemuan pertama yakni tanggal 14 Agustus 2021, Ruslan Fariadi bertindak sebagai narasumber yang menjelaskan terkait profil lengkap Majelis Tarjih. Pertemuan kedua tanggal 21 Agustus 2021, Wawan Gunawan Abdul Wahid yang menjadi pemateri menerangkan tentang Wawasan dan Perspektif Tarjih seperti paham agama, tajdid, keterbukaan, toleransi, dan tidak bermazhab.
Dosen Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan ini mengatakan target dari kegiatan Sekolah Tarjih ini memang untuk memahamkan lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Majelis Tarjih, peran dan fungsi Majelis serta berbagai aspek pada komponen Manhaj Tarjih sebagai metodologi dalam beristinbat hukum.
“Pada nantinya diharapkan bisa menjadi bagian dari Majelis Tarjih di tempat masing-masing, atau mensosialisasikan hal-hal yang berkenaan dengan Majelis Tarjih serta diharapkan dapat menjadi kader yang telah memiliki bekal pemahaman ketarjihan,” ungkap Alma.*