Hidayatullah.com–Seorang ginekolog Belanda menggunakan spermanya sendiri dalam setidaknya 21 program kehamilan pasiennya.
Joe Beek — yang meninggal di tahun 2019 — ditemukan telah menghamili sejumlah wanita tanpa sepengetahuan mereka antara 1973 dan 1986.
Sebuah rumah sakit di kota Leiden — di mana ia bekerja sebagai spesialis kandungan selama 25 tahun — mengkonfirmasi temuan penyidik pada hari Selasa (2/2/2022), lansir Euronews.
Ini adalah kasus ketiga yang diketahui di Belanda di mana seorang ginekolog menggunakan spermanya sendiri dalam program inseminasi yang ditanganinya.
Investigasi dilakukan oleh rumah sakit Alrijne di Leiderdorp, yang sebelumnya dikenal sebagai rumah sakit Elisabeth.
Rumah sakit mengkonfirmasi bahwa mereka telah dihubungi tahun lalu oleh FIOM, sebuah organisasi paternitas Belanda yang mewakili 21 anak.
Berdasarkan sebuah undang-undang tahun 2014, setiap warga negara Belanda berusia di atas 16 tahun berhak untuk mengetahui identitas orangtua biologisnya. Kemudian dipastikan oleh tes DNA bahwa semua 21 anak tersebut memiliki ayah biologis yang sama.
“Tampaknya dokter ini menyumbangkan spermanya sendiri dan menggunakannya untuk membuahi ibu hamil yang sedang menunggu sperma dari individu anonim,” kata pihak rumah sakit.
“Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa anak-anak dan orang tua mereka mengetahui hal ini,” tambahnya.
Klinik tersebut tidak mengkonfirmasi berapa banyak pasien yang telah ditangani Beek selama masa kerjanya di rumah sakit tersebut dan mengatakan bahwa semua arsip telah dimusnahkan.
Pihak rumah sakit mengimbau siapa saja yang dirawat oleh ginekolog untuk menghubungi mereka. Klinik itu juga tidak dapat mengesampingkan “kemungkinan akan menemukan puluhan keturunan” dari dokter tersebut.
Investigasi independen atas masalah ini telah diluncurkan pada bulan Januari dan hasilnya dijadwalkan akan dirilis pada musim panas mendatang.
“Tindakan dokter tersebut kala itu tidak dapat diterima,” kata Peter Jue, salah satu pejabat pengelola rumah sakit Alrijne.
“Kami sangat kaget dengan hal ini, tentu berdampak signifikan bagi orang tua dan anak-anak yang terlibat,” imbuhnya.
Menurut pihak rumah sakit, perawatan kesuburan tidak banyak diatur UU pada era 1970-an dan 1980-an dan menegaskan situasinya sekarang sama sekali berbeda.
Pada Oktober 2020, tes DNA menunjukkan bahwa seorang ginekolog — yang meninggal pada tahun 2009 — adalah ayah biologis dari 17 anak.
Satu tahun sebelumnya, seorang dokter lain ditemukan telah menggunakan spermanya sendiri untuk menjadi ayah bagi 49 anak tanpa sepengetahuan pasiennya.*