Hidayatullah.com–Unjuk rasa beruntun selama beberapa hari menentang kewajiban vaksinasi Covid-19 diikuti oleh semakin banyak orang di Australia dan New Zealand. Hari Sabtu (12/2/2022) para demonstran memblokir jalan sehingga melumpuhkan aktivitas di ibu kota kedua negara tersebut.
Beberapa ribu pengunjuk rasa berkumpul di lapangan utama Canberra, Australia, memaksa acara pameran buku amal yang populer di kota itu dibatalkan demi keselamatan.
Di Wellington, New Zealand, ratusan orang berkumpul untuk unjuk rasa hari kelima meskipun air dari langit membasahi mereka.
Unjuk rasa di kedua negara itu terinspirasi dari unjuk rasa para sopir truk di Kanada, yang menduduki dan memblokir sejumlah jalan di sekitar gedung parlemen dengan mobil, van dan motor mereka.
Di bandingkan unjuk rasa serupa di Kanada, aksi protes di New Zealand dan Australia relatif kecil sebab mayoritas penduduknya mendukung program vaksinasi. Namun, aksi protes menentang keharusan vaksinasi itu terus berlanjut dan sebagian bahkan diwarnai kekerasan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mendesak para demonstran untuk menjaga agar aksi protes mereka tetap damai.
“Pesan saya kepada mereka hari ini adalah Australia merupakan negara bebas dan mereka memiliki hak untuk protes, dan saya meminta mereka untuk melakukannya dengan cara damai dan terhormat,” kata Morrison kepada wartawan di Sydney seperti dilansir Reuters.
Polisi memasang penghalang baru di halaman parlemen Wellington pada hari Sabtu, dan mengatakan mereka akan terus bersiaga di lokasi itu selama akhir pekan ini. Tidak ada penangkapan yang dilakukan pada Sabtu tengah hari ini, menurut polisi, yang menangkap lebih dari 100 orang pada hari Kamis.*