Hidayatullah.com—Afghanistan terdaftar sebagai negara paling tidak bahagia di dunia – bahkan sebelum Taliban berkuasa Agustus lalu. Temuan itu didapat dalam World Happiness Report yang dirilis oleh Sustainable Development Solutions Network for the United Nations (UN).
Laporan tersebut biasanya dirilis pada perayaan Hari Kebahagiaan Dunia yang jatuh pada 20 Maret. Afghanistan berada di urutan terbawah dari 146 negara yang dipantau dengan skor kebahagiaan hanya 2,5 poin.
Peringkat di dua negara paling tidak bahagia terakhir adalah Lebanon diikuti oleh Botswana, Rwanda dan Zimbabwe. Laporan tersebut juga menempatkan Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia.
Finlandia mendapat skor 7,8 disusul Denmark, Swiss, Islandia, dan Belanda. Kajian untuk mengidentifikasi posisi negara-negara di dunia dilakukan setelah menganalisis data yang mencakup berbagai aspek. Di antara aspek yang dikaji adalah pendapatan per kapita, kebebasan, kepercayaan, harapan hidup sehat, serta tingkat korupsi di negara ini.
Afghanistan mencatat rekor buruk di bawah pemerintahan yang didukung AS. Meningkatnya angka kemiskinan di samping tingginya angka pengangguran mempengaruhi posisinya sebagai negara yang tidak bahagia.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan Internasional Gallup pada tahun 2018 menemukan bahwa mayoritas orang Afghanistan mengakui bahwa mereka tidak memiliki harapan untuk masa depan bahkan setelah Taliban jatuh pada tahun 2001.
Negara ini juga dilanda perang, korupsi, kemiskinan, dan pengangguran selama bertahun-tahun.*