Hidayatullah.com—Seorang wanita di Delhi, India, mengaku telah disewa dua pria untuk menjebak seorang pria Muslim melakukan “jihad cinta” dan pemerkosaan di Kasganj, Uttar Pradesh. Kedua pria itu akhirnya ditangkap polisi, namun dibebaskan dengan jaminan, kutip laman The Hindu.
Kasus ini terindikasi berbau politik karena salah satu dari kedua pria tersebut telah mengidentifikasi dirinya sebagai “wakil presiden distrik sayap pemuda Partai Bharatiya Janata (BJP)” di halaman Facebook-nya. Partai Bharatiya Janata adalah partai nasionalis Hindu yang saat ini berkuasa di India.
Wanita berusia 24 tahun yang membuat pengakuan kepada polisi diidentifikasi sebagai Radha. Dia sebelumnya menuduh seorang pria Muslim, yang diidentifikasi sebagai Prince Qureshi, telah berjanji untuk menikahinya dan kemudian memerkosanya.
Qureshi, kata Radha dalam tuduhan awalnya, telah menyamar sebagai seorang Hindu. Gara-gara tuduhan itu, polisi mendakwa Qureshi Pasal 376 (pemerkosaan), 323 (menyebabkan luka), dan 506 (intimidasi) Undang-undang Pidana India pada 16 Juli.
Tuduhan itu pula yang membuat sekitar 200 pekerja organisasi Hindutva, organisisasi radikal Hindu yang sangat anti-Islam, melakukan protes di dekat kantor polisi Ganjdundwara di Kasganj.
Pada akhir tahun 2020, negara bagian Uttar Pradesh menerapkan undang-undang kontroversial yang diklaim untuk mengekang “jihad cinta”–sebuah stigma dan konspirasi imajiner yang dijajakan kelompok Hindutva untuk mempopulerkan gagasan bahwa pria Muslim telah memikat wanita Hindu melalui cara yang tidak adil yang tujuannya meningkatkan populasi Muslim di negara itu. Beberapa kasus yang diajukan di bawah hukum telah dikritik sebagai partisan.
Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengatakan tidak memiliki data tentang kasus-kasus seperti itu. Radha dilaporkan menarik kembali tuduhannya terhadap pria Muslim dan sekarang mengatakan bahwa dua pria–Aman Chauhan dan Akash Solanki–telah mempekerjakannya untuk membuat tuduhan palsu. Pernyataan Radha dicatat di hadapan hakim berdasarkan Pasal 164 Undang-Undang Pidana India.
Menurut laporan Times of India, Selasa (26/7/2022), akun Facebook Chauhan mengeklaim bahwa dia adalah pemimpin sayap pemuda BJP. Namun, presiden BJP untuk Kasganj mengatakan; “Dia telah dikeluarkan dari partai.” Laporan media tersebut mengatakan bahwa Qureshi dan orang-orang yang dituduh adalah saingan bisnis dari kedua pria tersebut.
“Jihad cinta”, sebuah istilah yang disematkan kelompok Hindu untuk menuduh orang-orang Muslim telah membujuk para perempuan Hindu untuk memeluk Islam melalui pernikahan. Dalam sepuluh tahun terakhir, beberapa politisi BJP terus mengkampanyekan istilah ini, meskipun India memiliki sebanyak 200 juta populasi Muslim.
Banyak aktivis HAM India, termasuk Shabnam Hashmi, menentang pandangan keliru ini. Mereka menuding partai yang berkuasa, BJP, dan organisasi induknya yang berhaluan ekstrem kanan, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), berusaha menarget kaum Muslim India.
“RSS berusaha menyebarkan gossip bahwa pria-pria Muslim secara terorganisir merayu perempuan-perempuan Hindu dan membujuk mereka agar berpindah ke agama Islam melalui pernikahan. Mereka kemudian memproduksi anak sehingga populasi Muslim meningkat di India,” katanya.
Tidak hanya RSS yang menggelar usaha menentang jihad cinta. Banyak organisasi Hindu berhaluan kanan juga mengambil tindakan serupa, seperti Hindu Sena, yang juga dikenal sebagai Hindu Army. Mereka bahkan telah melakukannnya selama hampir 10 tahun terakhir.*