Hidayatullah.com—Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir bertemu dengan Raja Muda Perlis Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail. Haedar Nashir menyampaikan beberapa hal terkait dengan pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Harapan pucuk pimpinan organisasi terbesar di Indonesia ini disampaikannya di acara International Summit Knowledge Advancement (ISKA) 2022 yang diadakan oleh Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Senin (22/8/2022) di Perlis, Malaysia.
Di acara ini Haedar menyampaikan tiga pesan. Pertama, menayatakan bahwa Indonesia dan Malaysia merupakan bangsa serumpun, karenanya itu, kehadiran UMAM menjadi tonggak nilai sosio historis dan nilai penting keserumpunan untuk mempererat kembali relasi serumpun Bahasa Melayu, yang juga merupakan induk dari Bahasa Indonesia.
Kesamaan latar belakang rumpun Melayu ini, katanya, akan menjadi kekuatan bagi kedua negara. “Tentu ini akan menjadi kekuatan bagi bahasa untuk kawasan dan bahasa global,” ucap Haedar.
Kedua, selain diikat oleh bahasa yang serumpun, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam juga terikat dalam unsur agama, di mana pada ketiga negara tersebut mayoritas pendudukannya adalah beragama Islam. Bagi tiga negara tersebut, Islam telah menjadi sumber nilai utama.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Muhammadiyah yang mewakili corak Islam Indonesia siap bekerjasama dengan pemerintah negeri bagian di Malaysia. “Kita berharap bahwa kerjasama kita yang terus dilakukan antar pihak, termasuk Muhammadiyah dengan Kerajaan Perlis,” ujarnya.
Haedar juga mendorong adanya penyerapan nilai-nilai agama, agar Islam sebagai dinul hadharah dapat membangun dan membawa kemajuan bagi kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Agama Islam bukan hanya ditampilkan dalam wujud simbolis semata, tapi Islam sebagai sumber nilai hidup yang memajukan.
Ketiga, melalui kerjasama bidang pendidikan yang dilakukan antara Muhammadiyah dengan Malaysia, dengan adanya UMAM diharapkan bangsa serumpun menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa yang telah maju. Sebab menurut Haedar, pendidikan merupakan institusi strategis dalam menciptakan bangsa yang unggul dan berkemajuan.
Sementara itu, Raja Muda Perlis Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail berharap kerja sama yang dibangun antara Perlis dengan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan dapat berjalan dalam jangka panjang. “Saya berharap program ini dapat diteruskan dan menjadi program tradisi bagi UMAM,” ucapnya.
Dirinya juga menyambut baik kerja sama dengan Muhammadiyah dan keinginan Muhammadiyah mendirikan universitas di wilayah kekuasaannya. Menurutnya, keinginan tersebut harus disambut baik karena ini adalah sejarah bagi Muhammadiyah dan Indonesia.
Raja Muda juga berharap kedepan UMAM akan menjadi tujuan utama pelajar baik dari luar maupun dalam Malaysia yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. “Saya juga terus mendoakan UMAM agar terus menyinari di sini, serta menjadi landasan ilmiah bagi institusi-institusi yang lain,” tuturnya.
Keberadaan UMAM di Malaysia diharap memberikan dampak positif bagi kehidupan, terutama kehidupan beragama bagi masyarakat Perlis. UMAM diharapkan menjadi tempat yang baik dan memberikan kemaslahatan bagi umat. “Serta mampu melahirkan lulusan yang punya wisdom, hikmah, kebijaksanaan dan sebagainya. Alhamdulillah bidang ini sebagai bekal untuk untuk hari yang akan datang,” harapnya.*