Hidayatullah.com–Muhammadiyah secara konsisten bersikap netral terhadap persolaan hiruk pikuk perhelatan akbar bangsa tercinta. Terlebih dalam hal dukung mendukung. Dalam hal ini Muhammadiyah meminta pada pihak-pihak, baik secara individu maupun partai politik serta tim sukses calon presiden, dapat kiranya menghormati ketetapan Muhammadiyah, secara khusus terkait semakin memanasnya dinamika politik di tanah ibu pertiwi menjelang Pilpres 9 Juli mendatang.
Terkait maraknya materi banner yang bernada provokasi, sebagaimana dilakukan pada akun facebook Wimar Witoelar, di mana lambang persyarikatan Muhammadiyah ditampilkan dengan mencantumkan keterangan “Gallery of Rogues… Kebangkitan Bad Guys”, menurut Wakil Sekretaris Majelis Pustaka Informasi PP Muhammadiyah Iwan Setiawan, tindakan Wimar Witular selaku publik figur sangat disayangkan sekali.
Tindakan Wimar, selain jelas menyakiti hati warga persyarikatan, juga dapat menjadikan bumerang bagi capres yang didukung Wimar. Karena dalam posisi pribadi/individu, warga Muhammadiyah tentunya ada yang mendukung masing-masing capres dimaksud.
“Secara pribadi saya berharap Wimar secara gentle dan kesatria berkenan untuk menghapus banner dimaksud, dan secara pribadi mau menyatakan permintaan maaf kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Terlebih Wimar sebagai seorang jurnalis harusnya sangat faham akan etika dan kode etik dalam menyampaikan pendapat melalui media sosial, kecuali memang Wimar memiliki agenda pribadi yang tidak baik untuk mengadu domba warga Muhammadiyah,” kata Iwan, seperti dimuat laman Muhamamdiyah.
Terhadap ribuan usulan dan tuntutan warga Muhammadiyah, khususnya yang tergabung dalam sosial media, agar melaporkan Wimar Witoelar karena melanggar UU ITE, Iwan menyampaikan, hal itu diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan PP Muhammadiyah sebagai institusi tertinggi persyarikatan.
Selain berharap agar Wimar segera menghapus banner tersebut dan meminta maaf secara publik melalui media sosial, Iwan juga mengimbau agar warga Muhammadiyah tetap berfikir cerdas dan tidak mudah untuk terprovokasi terhadap kasus ini, dengan senantiasa mengedepankan semangat silaturahmi dan tabayyun, agar kita dijauhkan dari dusta dan fitnah. Terlebih situasi saat ini sangat sensitif terhadap segala hal.*