Hidayatullah.com– Kepala Polda Kalimantan Barat, Irjen (Pol) Musyafak tidak menginginkan Kalbar dilanda gaduh. Ia pun mengimbau semua pihak agar menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang selama ini sudah terjalin.
Hal itu ia sampaikan menyikapi kejadian pengadangan Wakil Sekjen MUI Pusat Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo, Kabupaten Sintang, Kalbar, oleh sekelompok orang mengatasnamakan Dewan Adat Dayak (DAD), Kamis (12/01/2017).
Penjelasan MUI Pusat soal Pengadangan Tengku Zulkarnain di Bandara Sintang
“Saya tidak ingin ada kejadian gaduh di Kalbar, yang selama ini sudah kompak dan aman,” ujar Musyafak di Pontianak, Kalbar, Sabtu (14/01/2017) dikutip Antara.
Untuk kejadian itu, kata dia, kepolisian akan mempelajarinya. Menurutnya sampai saat ini Tengku Zulkarnain belum melapor ke kepolisian atau belum merasa dirugikan.
“Kalau dirinya saja tidak merasa dirugikan, kenapa orang lain yang malah menuntut itu?” ungkapnya.
MUI: Bupati Sintang yang Undang Tengku Zulkarnain Sangat Kecewa atas Pengadangan di Bandara
Atas laporan Kapolres Sintang, menurutnya, pihak Polres Sintang juga tidak mendapat surat pemberitahuan dari MUI akan kedatangan Tengku Zulkarnain. Sehingga kepolisian, menurutnya, merasa kecolongan.
“Kalau diberitahu sebelumnya pasti akan dilakukan pengamanan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya mengklaim.
Acara Tengku Zulkarnain di Sintang Berjalan Lancar Dihadiri Ribuan Orang
Permintaan Maaf Ketua DAD
Sementara itu, sebelumnya, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang Periode 2017-2022, Jeffray Edward menyayangkan insiden pengadangan tersebut. Ia pun telah menyampaikan permintaan maaf.
“Saya selaku Ketua DAD Sintang Periode 2017-2022 menyayangkan kejadian ini. Ini bukan dalam wadah DAD. Ini spontan. Saya kaget dan langsung koordinasi dengan DAD Provinsi bagaimana menyikapi hal ini,” ungkapnya saat diwawancarai usai pelantikan DAD Sintang, Kamis (12/01/2017) siang kutip media lokal pontianak.tribunnews.com.
Jeffray berharap seluruh masyarakat Dayak agar bisa menahan diri. Ketua DPRD Sintang ini mengatakan, insiden spontan tersebut bukan menolak dalam hal agama.
Bukan pula menolak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal tersebut, menurutnya, adalah kesalahpahaman.
“Saya kaget sekali insiden ini, harapan saya tidak berulang. Pada prinsipnya kita ingin masyarakat Sintang aman,” ujarnya.
Atas nama DAD Sintang, Jeffray menyampaikan permohonan maaf jika ada hal tidak berkenan.
“Prinsipnya DAD siap jaga keutuhan dan persatuan masyarakat Sintang khususnya, Kalbar umumnya, dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI harga mati,” imbuhnya.*