Hidayatullah.com—Dua kandidat presiden Afghanistan setuju untuk dilakukan audit atas perhitungan suara guna menyelesaikan sengketa mengenai hasil pemilihan umum bulan lalu, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dilansir BBC.
Kedua kandidat, Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani, juga menyatakan bersedia untuk menerima hasilnya nanti.
Pemeriksaan ulang atas 8 juta surat suara akan dimulai dalam waktu 24 jam, kata Kerry Sabtu (12/7/2014).
Hasil perhitungan awal menunjukkan Ghani unggul. Tetapi kedua kandidat menuding terjadi kecurangan dalam pemilu.
Hasil yang diumumkan komiter pemilu menyebutkan Ghani meraup 56,44% suara dalam pilpres putaran kedua 14 Juni lalu, mengalahkan Abdullah yang mendulang 43,54% suara.
Pada putaran pertama Abdullah Abdullah unggul di tempat pertama dengan jumlah suara selisih jauh dengan Ghani yang berada di urutan kedua.
Presiden Hamid Karzai, yang akan segera digantikan oleh pemenang piplres tahun ini, menyatakan setuju atas audit tersebut.
Surat-surat suara yang ada di Kabul akan diperiksa terlebih dahulu. Sedangkan gabungan tentara asing pimpinan NATO di Afghanistan, ISAF, akan membawa seluruh surat suara yang masih ada di berbagai provinsi.
Para analis mengatakan, baik Ghani maupun Abdullah masing-masing memiliki basis pendukung yang kuat. Jika terjadi perpecahan di pemerintahan atau di tubuh militer, maka stabilitas negara Afghanistan akan terancam..*