Hidayatullah.com– Rakyat Swiss memberikan dukungannya terhadap rancangan undang-undang iklim baru yang akan memangkas penggunaan bahan bakar fosil dan mencapai target nol emisi karbon pada 2050, sementara mereka melihat salju di puncak-puncak gunung mencair.
Pemerintah mengatakan negara perlu melindungi keamanan energi dan lingkungannya, karena gletser mencair dengan cepat di Pegunungan Alpen Swiss.
Undang-undang tersebut akan menuntut perpindahan dari ketergantungan pada bahan bakar minyak dan gas impor menuju penggunaan sumber-sumber energi terbarukan.
Hasil referendum hari Ahad (18/6/2023) menunjukkan 59,1% pemilik suara mendukung RUU tersebut. Partisipasi masyarakat dalam referendum itu sekitar 42%.
Hampir semua partai besar Swiss mendukung RUU tersebut, kecuali politisi sayap kanan dari Partai Rakyat Swiss (SVP), yang memicu dilakukannya referendum setelah mereka menolak usulan pemerintah.
Para penentang berpendapat langkah-langkah dalam RUU itu justru akan mendorong naik harga energi.
Swiss mengimpor sekitar tiga perempat energinya, dengan semua minyak dan gas alam yang dikonsumsi berasal dari luar negeri.
RUU itu menjanjikan dukungan finansial 2 miliar franc Swiss ($2,2 miliar) selama satu dekade untuk mempromosikan peralihan dari energi minyak dan gas ke sumber alternatif yang dianggap lebih ramah iklim. Dana 1,2 miliar franc Swiss juga disediakan untuk mendorong inovasi hijau di kalangan bisnis, lapor BBC.
Langkah di atas diambil karena gletser di Pegunungan Alpen berisiko menipis diakibatkan kenaikan suhu karena perubahan iklim. Alpen Swiss sudah kehilangan sepertiga volume esnya antara tahun 2001 dan 2022.
Pakar geologi ternama Swiss Matthias Huss, menyambut baik hasil referendum tersebut. “Senang sekali argumen sains tentang iklim didengar,” ujarnya di Twitter.
Anggota parlemen dari Partai Sosialis Valerie Piller Carrard mengatakan itu adalah “langkah penting bagi generasi mendatang”.*