Hidayatullah.com– Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim hari Jumat (4/8/2023) membantah bahwa pertemuannya dengan taipan minyak Indonesia Mohammad Riza Chalid ada hubungannya dengan penambangan rare earth elements (REE, logam tanah jarang).
Tidak ada permohonan izin penambangan REE yang diajukan dalam pertemuan itu, meskipun ada klaim tersebut yang dikemukakan oleh pejabat sementara Menteri Besar Kedah Datuk Seri Muhammad Sanusi Md Nor, kata Anwar seperti dikutip media Free Malaysia Today.
“Saya diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Sultan Sallehuddin Sultan Badlishah, dan kawan saya (Mohammad Riza) ada bersama saya dalam pertemuan di istana kala itu,” kata Anwar kepada awak media di Bangsar hari ini.
“Saya tidak ingin menghubungkan masalah ini dengan hal-hal lain selain daripada itu.”
“Masalah sebenarnya adalah pencurian REE dan pemberian persetujuan kepada perusahaan China tanpa izin,” kata Anwar menambahkan, mengacu pada klaim yang disampaikan Sanusi.
Hari Kamis, Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail memperingatkan Sanusi agar mempersiapkan diri untuk persidangan di pengadilan begitu kepolisian dan komisi antikorupsi Malaysia tuntas melakukan penyelidikan atas kasus pencurian REE di Bukit Enggang, Sik.
Hari Rabu, Sanusi menuding bahwa Anwar sengaja mendatangkan Mohammad Riza ke Kedah dengan tujuan agar permohonan penambangan REE disetujui sebelum pembubaran parlemen tahun lalu.
Sanusi, yang merupakan direktur pemilu koalisi Perikatan Nasional (PN), kala itu mengatakan bahwa itulah alasan sebenarnya mengapa Saifuddin terus saja menyerang dirinya dengan isu pencurian REE, lansir Malay Mail.
Saifuddin sebelumnya pernah mengklaim bahwa ketidakbecusan Sanusi dalam mengelola pemerintahan Kedah sebagai penyebab terjadinya pencurian REE di Sik.
Bulan lalu, Saifuddin mengungkap bahwa Sanusi didenda RM500.000 tahun lalu oleh Lands and Mines Offices karena mencuri REE sehubungan dengan jabatannya sebagai chairman Menteri Besar Incorporated (MBI) of Kedah.*