Hidayatullah.com– Bank Dunia memperkirakan bahwa penyuapan di seluruh dunia senilai sekitar 3% perekonomian dunia atau lebih dari US$ 1 triliun, yang menunjukkan betapa mengakarnya tindak penyuapan dalam sistem kehidupan.
Hal tersebut dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kuncinya pada konferensi bertema “Shaping a New World: Combating Foreign Bribery in International Business Transactions” di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/5).
“Penyuapan menyebar di sistem perpajakan. Juga di sektor investasi, terutama di sektor investasi asing,” katanya.
Namun, menurut Presiden Yudhoyono, aparat penegak hukum juga tidak tinggal diam. Ia mengatakan, sekitar 150 perusahaan dan perseorangan di lebih dari 10 negara telah didakwa melakukan aksi penyuapan dan menjalani hukuman.
“Sekarang, sekitar 250 kasus masih dalam penyelidikan. Namun, upaya itu belum cukup,” katanya.
Presiden Yudhoyono juga menegaskan bahwa upaya pemberantasan tindak korupsi telah menjadi komitmen pemerintahannya. “Karena memerangi korupsi tidak hanya upaya moral, namun demokrasi, politik, sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Aksi penyuapan atau korupsi, lanjut Presiden, mengancam kualitas hidup anak cucu di masa mendatang dan pertumbuhan ekonomi.
Bisnis berkeadaban
Sebelumnya Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan bahwa salah satu agenda KPK adalah menghubungkan antara negara-negara G20 untuk membangun bisnis yang berkeadaban.
Ia mengharapkan setelah konferensi tersebut negara satu dengan negara lainnya dapat paham dan memiliki komitmen terhadap konsep antikorupsi, serta menghargai prinsip kedaulatan masing-masing negara, sekaligus untuk mendukung berjalannya demokrasi dan HAM.
“Sejumlah negara sudah setuju dengan konsep bisnis berkeadaban yang bebas dari suap menyuap,” katanya.*