Hidayatullah.com– Bahasa China (Mandarin) tahun ini mulai diajarkan di sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di Arab Saudi.
Kementerian Pendidikan mengatakan pihaknya telah memilih sejumlah sekolah untuk menjalani program percontohan pembelajaran bahasa China, sebelum secara bertahap memperluas kurikulumnya ke sepertiga sekolah menengah pada tahun 2029.
Pendekatan bertahap ini memungkinkan pihak kementerian untuk melakukan evaluasi terhadap efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Menteri Pendidikan Arab Saudi Yousef Al-Benyan belum lama ini menegaskan investasi signifikan yang dilakukan pemerintah di bidang tersebut yang diharapkan sejalan dengan Visi Saudi 2030.
Keputusan ini sejalan dengan semakin pentingnya China dalam perekonomi global dan hubungan perdagangan dan ekonomi yang berkembang pesat antara kedua negara.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani kedua negara tahun lalu, saat ini terdapat 175 tenaga pengajar bahasa Mandarin di Arab Saudi.
Alice, seorang guru asal Provinsi Guangdong di China, mengatakan kepada Arab News bahwa dia melihat hal ini sebagai situasi yang saling menguntungkan.
“Arab Saudi merupakan sebuah negara yang energik dengan banyak anak muda. Semakin banyak orang China yang melakukan bisnis dan bepergian ke Arab Saudi … pengajaran bahasa China di sekolah akan membuat komunikasi semakin mudah dan langsung bagi kaum muda kedua negara.”
“Kuliah bahasa Arab tersedia secara luas di universitas-universitas China, dan banyak sekolah menengah internasional juga memiliki guru bahasa Arab. Saya berharap pertukaran budaya dan perdagangan antara kedua negara akan semakin baik,” katanya, seperti dikutip Arab News Selasa (10/9/2024).
Kementerian Pendidikan mengatakan keterampilan bahasa China akan meningkatkan peluang pelajar-pelajar muda Arab Saudi untuk mendapatkan pekerjaan atau melanjutkan studi di universitas-universitas bergengsi di China.
Hanan Alharbi, seorang ibu di Riyadh, mengaku “sangat positif” terhadap keputusan kementerian tersebut, karena ini merupakan “langkah penting menuju promosi budaya global dan memberikan siswa keterampilan bahasa yang baru dan berguna, terutama karena guru-gurunya asli orang China.
Seorang ibu Tionghoa asal Tianjin, yang hanya ingin disebut sebagai Taotao, berkata: “Kami melihat ini sebagai perkembangan yang positif. Bagi kami, ini berarti membagikan budaya klasik peradaban Tiongkok di luar batas wilayah kami.”
“Bagi Arab Saudi, hal ini membantu menghilangkan hambatan komunikasi yang efektif antara kedua negara. Pertukaran budaya ini bertujuan untuk menemukan keindahan dalam perbedaan dan tumbuh bersama-sama,” imbuhnya.*