Hidayatullah.com–Pengamat politik dari Universitas Indonesia Muhammad Budyatna mengkritik sikap Presiden Terpilih Jokowi Widodo dan PDIP yang selalu mendorong-mendorong anggota koalisi Merah Putih untuk bergabung.
Menurut Budyatna tidak ada gunanya Jokowi dan PDIP untuk menarik parpol di barisan koalisi Merah Putih karena sejak awal memang sudah berlawanan dengan koalisi Jokowi-JK.
“Dulu, PDIP sendiri yang menyatakan koalisi gendut tidak efektif. Sekarang malah berupaya menarik partai lain di koalisinya. Ini kan jadi lucu dan tidak konsisten. Kalau mau, pertahankan saja yang ada agar ramping dan efektif,” kata Budyatna, di Jakarta, Senin (25/08/2014) dikutip JPNN.
Jika ada indikasi di antara partai koalisi pendukung Jokowi-JK akan memunculkan masalah di kemudian hari, Budyatna menyarankan sebaiknya partai itu dikeluarkan untuk merampingkan koalisi Jokowi-JK
“Kalau perlu, partai seperti PKB yang banyak permintaan dan tidak tahu diri, dikeluarkan dari koalisi agar lebih ramping dan lebih efektif,” sarannya.
Soal koalisi, dia mencontohkan pemerintahan SBY yang menguasai mayoritas suara di DPR. “Faktanya juga tidak efektif karena banyak juga anggota koalisi yang tergabung dalam Setgab tidak sejalan dengan pimpinan koalisi,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, ‘koalisi tanpa syarat’ yang dibangun pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dinilai mulai retak.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), satu dari empat partai koalisi pengusung Jokowi-JK, terang-terangan tak sependapat dengan gagasan presiden terpilih Jokowi soal menteri yang terpilih harus melepaskan diri dari parpolnya masing-masing.
Tak hanya itu, PKB sebelumnya juga dinilai terang-terangan meminta jatah kursi menteri padahal, dibanding yang lain; NasDem, Hanura, dan PKPI, parpol yang dikomandani Muhaimin Iskandar tersebut sejak awal menyatakan setuju pada Jokowi dan PDIP membentuk koalisi tanpa syarat.*