Tiongkok termasuk salah satu negara dengan populasi ateis terbesar, siapa lagi negara yang dinilai bepaham sekuler terbesar lain
Hidayatullah.com | DUNIA kini telah menjadi satu wadah peleburan yang besar, sekularisme dan ateisme melanda dunia, sebagai ciri yang menonjol di sebagian besar negara. Tren ateisme—kurangnya kepercayaan pada Tuhan—semakin meningkat khususnya di tempat-tempat yang mengalami kemunduran dalam hal agama tradisional.
Pertumbuhan ateisme sering dikaitkan dengan faktor sosial, budaya, dan politik seperti tingkat pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan akses terhadap informasi, dan pergeseran ke arah nilai-nilai yang lebih liberal.
Di beberapa negara, ateisme telah muncul sebagai sistem kepercayaan yang menonjol, dengan sebagian besar penduduknya mengidentifikasi diri sebagai orang yang tidak beragama.
Baru-baru ini Time Of India mencatat 10 negara sekuler terbesar di dunia, dengan ukuran populasi ateisnya paling besar.

Inilah 10 negara teratas dengan populasi ateis terbanyak;
Negara | Jumlah ateis
Tiongkok (91%)
Jepang (86%)
Swedia (78%)
Republik Ceko (75%)
Inggris Raya (72%)
Belgia (72%)
Estonia (72%)
Australia (70%)
Norwegia (70%)
Denmark (68%)
Tiongkok
Tiongkok termasuk salah satu negara dengan populasi ateis terbesar, dan berbagai alasan telah diidentifikasi sebagai penyebab situasi ini, sebagaimana dilaporkan.
Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme adalah kepercayaan tradisional dalam masyarakat Tiongkok, tetapi tidak memiliki kepercayaan pada dewa pribadi sebagai inti ideologi mereka, yang lebih berdasar pada sekuler.
Sejak 1949, Partai Komunis telah memerintah Tiongkok, yang mendukung ateisme karena doktrin Marxis menekankan materialisme dan pemikiran ilmiah daripada pemikiran keagamaan.
Pemerintah telah secara aktif melarang praktik keagamaan dan telah membatasi kebebasan beragama, yang selanjutnya memperkuat ateisme. Selain itu, urbanisasi yang pesat, pendidikan, dan paparan terhadap ide-ide sekuler global telah mendorong pandangan dunia yang lebih rasionalis.
Modernisasi di negara ini dan fokus pada teknologi dan sains telah menggeser penduduk ke arah sekularisme dan dengan demikian, ke arah ateisme.
Jepang
Jepang memiliki salah satu tingkat ateisme dan orang-orang yang tidak beragama tertinggi di dunia, yang dibentuk oleh kombinasi faktor sejarah, budaya, dan sosial.
Meskipun Jepang memiliki tradisi keagamaan, terutama Shintoisme dan Buddha, tradisi ini sering kali menekankan ritual dan praktik komunitas daripada kepercayaan pada dewa pribadi.
Banyak orang Jepang terlibat dalam adat istiadat keagamaan lebih karena alasan budaya dan keluarga daripada karena keyakinan yang dianut secara mendalam. Pengaruh modernisasi barat, terutama setelah Restorasi Meiji pada akhir abad ke-19, juga memperkenalkan sekularisme dan pemikiran ilmiah.
Sistem pendidikan dan kemajuan teknologi Jepang telah semakin mempromosikan rasionalisme dan individualisme, mendorong banyak orang untuk mengidentifikasi diri sebagai nonreligius atau ateis.
Saat ini, sebagian besar penduduk Jepang tetap acuh tak acuh terhadap agama terorganisasi, memprioritaskan kebebasan pribadi dan nilai-nilai sekuler.
Swedia
Swedia adalah salah satu negara yang memiliki populasi ateis terbesar; banyak orang menganggap diri mereka tidak beragama.
Menurut laporan, orang-orang di Swedia menganut paham sekuler atau ateis karena negara ini, melalui budaya individualisme dan rasionalisme yang mengakar kuat, memelihara tren ini.
Swedia dikenal sebagai negara sekuler sejak zaman dahulu, dan agama sebagian besar bersifat privat. Negara ini menganggap kebebasan berpikir dan berekspresi sebagai hal yang sangat penting.
Meningkatnya ateisme dapat dikaitkan dengan fakta bahwa negara ini sangat mementingkan kesejahteraan sosial, tingkat pendidikan yang tinggi, dan pola pikir progresif, yang mendorong terciptanya lingkungan di mana kepercayaan agama terus menurun dan ateisme berkembang pesat.
Republik Ceko
Republik Ceko dikenal memiliki salah satu populasi ateis tertinggi di dunia. Sekitar 75% penduduk Ceko tidak beragama, dengan sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai ateis.
Negara ini memiliki sejarah panjang sekularisme, terutama sejak era komunis ketika agama ditekan, sehingga terjadi penurunan afiliasi agama. Saat ini, agama memainkan peran yang sangat kecil dalam kehidupan sebagian besar penduduk Ceko, dan ateisme diterima secara umum.
Tren ini juga tercermin dalam fokus kuat bangsa pada pendidikan ilmiah, kebebasan pribadi, dan nilai-nilai progresif, yang semuanya berkontribusi pada berkembangnya masyarakat sekuler dan ateis.
Belgia
Dalam beberapa dekade terakhir, afiliasi keagamaan di Belgia terus menurun. Kecenderungannya semakin mengarah ke sekularisme dan ateisme. Sebagai negara yang secara historis beragama Katolik, pengaruh agama telah berkurang seiring dengan meningkatnya laju modernisasi dan perubahan dalam masyarakat.
Saat ini, orang Belgia tampaknya lebih mementingkan hak mereka atas kebebasan dan individualisme daripada hal lainnya; oleh karena itu, penekanannya kini ditempatkan pada rasionalitas ilmiah.
Sistem pendidikan telah memainkan peran penting dalam transisi ini bersama dengan kebijakan sosial yang lebih liberal. Meskipun Katolik masih relevan secara budaya di negara tersebut, Belgia, terutama daerah pedesaan, kota-kota urban seperti Brussels jauh lebih sekuler dan telah mengalami peningkatan ateisme dan agnostisisme.
Estonia
Estonia adalah negara paling sekuler di Eropa dan memiliki sebagian besar penduduk yang tidak beragama. Faktanya, karena sejarahnya yang panjang didominasi oleh negara-negara lain dan, kemudian, pemerintahan Soviet yang menekan praktik keagamaan, Estonia masih membanggakan tradisi ateisme yang membanggakan.
Estonia modern dibedakan oleh tingkat apatisme agama yang tinggi, sementara sains, pendidikan, dan nilai-nilai sekularisme dianggap sebagai yang terpenting di antara orang Estonia. Kebijakan, struktur sosial, dan norma budaya Estonia mencerminkan kebangkitan sekularisme, di mana agama memainkan peran minimal dalam kehidupan publik.
Sekularisme yang berkembang ini mencerminkan fokus negara pada kebebasan pribadi dan pemikiran rasional.
Inggris Raya
Ateisme terus meningkat di Inggris Raya, terutama dalam beberapa dekade terakhir, karena dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan sejarah. Secara historis, agama Kristen memainkan peran sentral dalam kehidupan Inggris, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, sekularisme telah tumbuh secara signifikan, terutama di kalangan generasi muda.
Meningkatnya tren negara ke arah ateisme dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang menumbuhkan pemikiran kritis dan memaparkan orang-orang pada pandangan dunia yang beragam.
Inggris Raya juga dikenal kebebasan beragama. Selain itu, penurunan agama terorganisasi di kelas pekerja dan menengah serta munculnya pengetahuan ilmiah dan filsafat rasionalis merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ateisme.
Sebagian besar penduduk Inggris kini mengidentifikasi diri sebagai penganut nonreligius atau ateis.
Australia
Australia telah mengalami peningkatan signifikan dalam ateisme dan sekularisme dalam beberapa dekade terakhir.
Kekristenan telah menjadi agama utama di negara ini selama sebagian besar sejarahnya, tetapi akhir-akhir ini telah menunjukkan adanya pergeseran signifikan dari afiliasi keagamaan, terutama di kalangan pemuda.
Penurunan kehadiran di gereja dan meningkatnya jumlah orang yang mengidentifikasi diri sebagai penganut nonreligius khususnya merupakan ciri khas di lingkungan perkotaan.
Nilai-nilai sekuler telah mendominasi masyarakat saat ini, dan bukan hal yang aneh bagi orang-orang di Australia untuk menyebut diri mereka ateis atau nonreligius.
Norwegia
Norwegia adalah salah satu negara paling sekuler di Skandinavia, dengan sebagian besar penduduknya mengidentifikasi diri mereka sebagai penganut nonreligius atau ateis.
Meskipun negara ini memiliki dasar sejarah yang cukup kuat untuk memeluk agama Kristen, khususnya Gereja Lutheran, pengaruh agama terhadap kehidupan telah pasang surut selama bertahun-tahun.
Sekularisme dihargai karena masyarakat Norwegia sangat menghargai kebebasan pribadi, pendidikan, dan nilai-nilai progresif, yang semuanya mengarah pada sekularisme.
Di wilayah perkotaan, ateisme dan agnostisisme cukup lazim, dan agama dipandang sebagai masalah pribadi yang tidak boleh mengganggu kehidupan publik. Sekularisme di Norwegia dapat dilihat dari hukum dan budaya negara tersebut, yang mengutamakan hak individu dan kebebasan berpikir.
Denmark
Denmark adalah salah satu negara paling sekuler di dunia. Sebagian besar penduduk negara tersebut mengaku tidak beragama. Negara tersebut, meskipun memiliki hubungan historis dengan gereja Lutheran, menganggap agama memainkan peran minimal dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar warga negara Denmark.
Munculnya sekularisme di Denmark dikaitkan dengan fokus kuat negara tersebut pada pendidikan, kesejahteraan sosial, dan kebebasan pribadi. Akhir-akhir ini, ateisme dan agnostisisme telah menyebar luas, terutama di kota-kota yang didominasi oleh nilai-nilai modern dan progresif.
Kepercayaan Denmark terhadap hak-hak individu dan rasionalitas telah menjadikan kepercayaan agama sebagai urusan yang sangat pribadi di negara ini.*